Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Diskriminasi Wanita Membuat Para Ilmuwan Ini Tidak Terkenal, Adakah yang Kamu Tahu?

Kompas.com - 07/10/2020, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Albert Einstein penemu teori relativitas, Alexander Graham Bell penemu telpon, Galileo Galilei penemu termometer 1593, Isac Newton penemu hukum gravitasi, dan Konrad Zuse penemu komputer.

Itu adalah beberapa ilmuwan pria yang mungkin sudah sangat familiar oleh telinga masyarakat dunia saat ini.

Lalu, adakah ilmuwan perempuan yang kamu ketahui? Ilmuwan perempuan sangat jarang dikenal.

Sejak zaman dahulu ilmuwan perempuan sulit diakui dunia, karena diskriminasi gender masih sangat kuat terjadi.

Tidak sedikit usaha keras para ilmuwan wanita tidak diakui, atau sebagian hanya dianggap pembantu dari suaminya. Wanita dipandang tidak memiliki kemandirian yang dapat menghasilkan penemuan berharga.

Seperti yang diceritakan oleh seorang profesor emerita di Cornell University, Margaret Rossiter.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Bagaimana Standar Kecantikan Berevolusi dari Era Primitif hingga Sekarang

Mengutip dari Smithsonian Magazine (10/2019), saat Rossiter masih seorang mahasiswa pascasarjana di Yale University pada 1969, dia sempat bertanya kepada para profesornya tentang ilmuwan wanita.

"Apakah pernah ada ilmuwan wanita?" tanyanya saat itu kepada para profesor.

Jawaban yang dia terima adalah mutlak pada masanya, "Tidak. Tidak pernah. Tidak ada."

“Jawaban itu disampaikan dengan sangat otoritatif,” kata Rossiter.

Seseorang ada memang yang menyebutkan setidaknya 1 ilmuwan wanita terkenal, Marie Curie, pemenang Hadiah Nobel 2 kali. Namun, para profesor bahkan menganggap Curie hanya sebagai pembantu suaminya dalam penelitian.

Di luar dari diskriminasi terhadap perempuan, khususnya ilmuwan, sebenarnya ada banyak ilmuwan wanita yang memiliki kontribusi besar terhadap ilmu pengetahuan.

Berikut beberapa daftar ilmuwan wanita hebat tapi mendapatkan diskriminasi oleh masyarakat, seperti yang dilansir dari Biography (2/2020):

Baca juga: Jenazah Perempuan Ini Diikat di Sepeda Motor Sebelum Dibawa ke Rumah Duka

1. Alice Ball, ahli kimia

Lahir pada 1892 di Seattle, Washington, Alice Ball berlajar kimia di University of Hawaii, di mana dia menjadi perempuan kulit hitam Amerika pertama yang mendapatkan gelar master dan jabatan sebagai profesor di departemen kimia universitas.

Selama di sana, Ball mempelajari khasiat minyak chaulmoogra, yang merupakan pengobatan yang menjanjikan untuk kusta pada saat itu, tetapi sulit digunakan karena kandungan kimianya.

Ball mengembangkan bentuk suntikan yang mengisolasi bahan aktif, memberikan pengobatan yang lebih efektif, tetapi dia meninggal karena penyakit yang tidak diketahui sebelum dia dapat mempublikasikan temuannya.

Ilmuwan lain mengambil pujian atas karyanya, dan setelah hampir 90 tahun kematian Ball, Universitas Hawaii baru secara resmi mengakui kontribusi ilmiahnya dan menyatakan 29 Februari sebagai "Hari Alice Ball."

2. Maria Merian, ahli entomologi dan ilustrator ilmiah

Lahir di Jerman pada 1647, naturalis Maria Merian memiliki minat yang tidak biasa pada serangga, khususnya kupu-kupu, yang dianggap sebagai subjek yang tidak layak dan menjijikkan untuk dipelajari pada saat itu.

Tetap saja, Merian mengamati dan mencatat banyak hal tentang siklus hidup mereka dengan mengamati mereka secara langsung.
Terlepas dari penemuannya yang signifikan tentang metamorfosis serangga, temuannya ditolak oleh para ilmuwan, sebagian besar karena fakta bahwa dia menulis dalam bahasa Jerman daripada bahasa Latin, yang merupakan bahasa sains yang ditunjuk.

Merian juga mengejutkan banyak komunitas ilmiah ketika, pada 1699, dia melakukan perjalanan ke Amerika Selatan untuk mengamati, merekam, serta mengilustrasikan serangga dan tumbuhan yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com