Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Sejarah Manikur China Kuno Simbol Kekuasaan Sosial

Kompas.com - 09/09/2020, 17:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Seni manikur dengan cat kuku bukan fenomena baru pada modern ini, tapi merupakan perkembangan dari zaman kuno.

Metamorfosis pengunaan cat kuku memiliki sejarah yang panjang lebih dari 5.000 tahun, dan kaya, tidak hanya tentang merawat kuku wanita, menurut yang dilansir dari Sienna.

Sejarah cat kuku dimulai pada zaman China kuno, yang paling awal dipakai oleh para penguasa dan orang-orang di masyarakat kelas atas sebagai simbol kekayaan dan kekuasaan mereka.

Cat kuku awal adalah campuran lilin lebah, gelatin, dan putih telur yang diwarnai dengan anggrek atau mawar, yang dibiarkan di kuku selama beberapa jam untuk meninggalkan corak warna.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Lipstik Merah Warisan Sejarah yang Simbolkan Keberanian Wanita

Warna merah dan hitam adalah warna yang sangat populer menurut manuskrip kuno, selain menambahkan serpihan metalik dari perak dan emas.

Dikutip dari History Collection, dari Dinasti Zhou sekitar 600 SM, warna emas dan perak adalah warna favorit.

Namun, pada Dinasti Ming abad ke-15, warna favorit para kalangan kelas elit berubah menjadi merah dan hitam, atau warna rumah kekaisaran yang berkuasa, yang sering kali dihiasi dengan serbuk emas.

Mode pewarnaan kuku saat itu berkembang tidak hanya mewaranainya, tapi juga memanjangkannya.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Helen Gwynne-Vaughan menjadi Komandan Wanita Pertama dalam Perang Dunia I

Pada masa Dinasti Qing, yang berlangsung dari abad ke-17 hingga ke-20, kuku para wanita bangsawan bisa mencapai panjang 8-10 inci (20,32 - 25,4 sentimeter).

Memanjangkan kuku dimaknai sebagai penguatan pernyataan status sosial yang tinggi di masyarakat.

Karena tidak mungkin menumbuhkan kuku dalam waktu singkat untuk memamerkan kelas sosial, maka zaman dulu ada kuku buatan yang dapat menjadi sambungan kuku asli pemiliknya.

Kuku panjang merepresentasikan pemiliknya adalah wanita yang berkuasa, karena ia tidak perlu melakukan banyak aktivitas manual sendiri.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Perjuangan Perempuan Kulit Hitam Mendapatkan Hak Pilih yang Setara

Dia berkuasa untuk mendapatkan pelayanan, seperti untuk mencuci, berpakaian, makan sampai untuk merawat tubuh intim.

Wanita dengan kelas sosial tinggi itu kemudian akan menjadi bergantung dengan pelayannya, untuk mencegah mereka melukai diri sendiri.

Menurut History Collection, untuk mengatasi ketidaknyamanan menggunakan kuku panjang berhiaskan cat kuku dan permata atau emas, maka wanita Manchu dari dinasti Qing menggunakan kuku panjang hanya untuk 1-2 jari saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com