Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Remaja yang Menari Setelah Membunuh telah Dihukum Penjara Seumur Hidup

Kompas.com - 26/09/2020, 21:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

"Anda tidak hanya mengambil nyawa, tetapi juga merusak nyawa banyak orang yang mengenal dan mencintai Baptista. Anda dan korban Anda telah muncul di media sosial karena sedikit olok-olok antar sekolah," lanjutnya.

"Obsesi dengan pisau dan kekerasan sudah terlalu jelas terlihat," tambahnya.

"Anda selalu menginginkan agar Baptista mati. Ada perencanaan dan pra-renungan yang signifikan," ucapnya.

Hillen juga menyampaikan kepada Dyer bahwa tidak ada provokasi langsung untuknya melakukan pembunuhan, dan Snapchat jelas bukan pembenaran untuk penyerangan apa pun.

"Anda mempersenjatai diri dengan pisau dan membawanya ke tempat kejadian dengan maksud untuk melakukan pembunuhan. Saya puas Anda berusia 15 tahun dan sekarang berusia 16 tahun," ujarnya.

Baca juga: Pembunuhan Khashoggi, 29 Negara Kecam Arab Saudi

"Ini adalah urusan pribadi Anda sendiri, bukan serangan kelompok. Saya tidak menganggap Anda naif, tetapi mempertimbangkan," ujarnya.

Ibu Baptista, Josephine berkata, "Pembunuhan tidak masuk akal ini telah merenggut mimpinya."

"Saya tidak bisa berhenti menangis, karena pembunuhannya tidak masuk akal, terutama mengingat Baptista adalah anak yang baik," ujarnya.

"Kematian Baptista telah meninggalkan kekosongan besar dalam hidup kita, kita kehilangan dan memikirkannya setiap hari," lanjutnya.

Pemuda kedua, yang juga berusia 16 tahun, dibebaskan dari tuduhan pembunuhan dan tidak melukai secara langsung.

Dyer ditangkap ketika ibunya sendiri membawanya ke Kantor Polisi Gerbang Hutan dan menyerahkannya setelah dia mengaku padanya.

Dia mengaku melakukan pembunuhan, tetapi dihukum karena pembunuhan Baptista dan melukai dengan sengaja terhadap korban lainnya.

Baca juga: Terdakwa Pembunuhan Sempat Merokok dengan Santai Sebelum Naik Taksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com