Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes RI untuk AS Muhammad Lutfi Serahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden Trump

Kompas.com - 19/09/2020, 08:50 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Muhammad Lutfi berkunjung ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump, Jumat (18/9/2020).

Kedatangan Dubes M. Lutfi ke Gedung Putih adalah untuk menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada Presiden Trump, yang sekaligus akan memulai masa tugasnya sebagai dubes RI untuk AS.

M. Lutfi yang datang didampingi istri, Bianca Adinegara ditemui Trump di Ruang Oval, ruang kerja Presiden AS di Gedung Putih.

Pada kesempatan tersebut M. Lutfi yang menggantikan Dubes sebelumnya, Mahendra Siregar, menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Joko Widodo dan rakyat Indonesia kepada Trump dan rakyat AS.

Sementara itu, M. Lutfi yang sebelumnya mantan Menteri Perdagangan sekaligus mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), telah dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), pada Senin, 14 September 2020 lalu.

Baca juga: WNI di AS Antusias Ikuti Peringatan Nuzulul Quran Bersama KBRI Washington

Dalam pengembanan tugasnya, M. Lutfi memiliki program prioritas, yaitu memastikan bahwa AS memperpanjang persetujuan fasilitas pembebasan tarif bea masuk (generalized system of preference/GSP) ke Indonesia.

Selain itu, akan memulai pembicaraan untuk negosiasi terkait perjanjian dagang bebas terbatas atau limited trade deal dengan AS.

“Saya akan mendorong dan memastikan bahwa persetujuan GSP diperpanjang. Lalu, memulai pembicaraan negosiasi daripada limited trade deal, yaitu barang-barang di AS yang pajaknya kurang dari 5 persen bisa di-nol persenkan tanpa melalui kongres. Kita memulai negosiasi itu segera, itu prioritas,” ujar M. Lutfi seperti yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/9/2020).

Seperti diketahui, Indonesia berada di urutan ketiga negara yang banyak memanfaatkan fasilitas GSP AS.

Sekitar 14,9 persen ekspor Indonesia ke AS memanfaatkan fasilitas tersebut. Saat ini, Indonesia tengah menunggu hasil review yang dilakukan pemerintah AS melalui United States Representiative (USTR) terkait pemberian fasilitas GSP.

Baca juga: Upacara Memorial George Floyd Berjalan Damai, KJRI Chicago Pastikan WNI Aman

M. Lutfi memastikan diplomasi ekonomi dengan Negara "Paman Sam" akan diperkuat ke depannya.

Seiring era baru perdagangan internasional, lanjutnya, pihaknya menyadari bahwa bila ingin menjual barang atau produk ke pasar AS, maka Indonesia juga mesti membeli produk AS.

“Saya juga ingin memastikan produk-produk AS bisa berkompetisi di pasar Indonesia. Karena pasar kita besar dan prospektif, saya akan memastikan bahwa AS mengetahui bahwa Indonesia selalu memperbaiki iklim investasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dubes RI itu bertekad untuk memastikan bahwa investor-investor AS mengetahui dengan baik perbaikan iklim investasi di Tanah Air dan menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari perusahaan-perusahaan asal negara Adidaya tersebut.

Sebenarnya, minat investor AS untuk menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi telah tercermin dari langkah Kimberly-Clark Corporation, pionir produk konsumen global yang bermarkas di Texas, AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com