Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat AS Ini Sebut Hezbollah "Timbun" Amonium Nitrat di Eropa

Kompas.com - 18/09/2020, 14:19 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) sebut Hezbollah menyimpan amonium nitrat di Eropa, bahan kimia yang sama yang menyebabkan ledakan Beirut, Lebanon bulan lalu. 

Pada Kamis kemarin (17/9/2020) seorang pejabat senior Departemen AS mengatakan bahwa Hezbollah telah menimbun amonium nitrat, bahan kimia yang bisa digunakan sebagai bahan peledak di beberapa negara-negara Eropa.

Melansir Time of Israel, Koordinator Departemen untuk bidang perlawanan terhadap terorisme, Nathan Sales mengatakan tuduhannya itu sembari menyerukan kepada negara-negara Eropa dan lainnya untuk memberlakukan larangan terhadap kelompok teror Hezbollah.

Operasi Hezbollah telah memindahkan amonium nitrat dari Belgia ke Prancis, Yunani, Italia, Spanyol dan Swiss dalam beberapa tahun terakhir, dan diduga masih menyimpan bahan tersebut di seluruh Eropa, klaim Sales.

Amonium nitrat adalah bahan kimi yang menyebabkan ledakan dahsyat mematikan di Beirut bulan lalu. Biasanya digunakan sebagai campuran dalam pembuatan pupuk namun bisa juga untuk bahan peledak dan telah digunakan dalam berbagai serangan-serangan teror.

Baca juga: AS: Upaya Perancis Selesaikan Krisis Lebanon Sia-Sia Selama Hezbollah Berkuasa

Tanpa memberikan bukti, Sales mengungkap bahwa AS percaya, Iran yang mendukung Hezbollah sejak 2012 telah mengirim amonium nitrat ke seluruh Eropa dalam kotak pertolongan pertama dengan paket dingin yang berisi senyawa tersebut.

AS yakin pasokan itu masih tersedia di seluruh Eropa, mungkin di Yunani, Italia, dan Spanyol.

“Mengapa Hezbollah menimbun amonium nitrat di tanah Eropa?” tanyanya. Jawabannya jelas menurutnya, Hezbollah meletakkan senjata ini di tempatnya sehingga dapat melakukan serangan teroris dalam skala besar kapan pun jika tuannya di Teheran menganggap perlu.

Sales membuat pernyataan itu dalam forum online yang diselenggarakan oleh Komite Yahudi Amerika, yang telah meminta lebih banyak negara untuk melarang Hezbollah dan operasinya.

AS sendiri telah menetapkan Hezbollah sebagai organisasi teroris asing sejak 1997.

Uni Eropa mencantumkan sayap militer Hezbollah sebagai kelompok teroris terlarang, tetapi bukan sayap politiknya, yang menurut Channel 13 Israel tidak lama setelah ledakan tersebut mengatakan bahwa Hezbollah berencana untuk menggunakan persediaan amonium nitrat melawan Israel dalam "Perang Lebanon Ketiga." Laporan itu tidak mengutip sumbernya.

Baca juga: Dituding Dukung Hezbollah dan Korupsi, Pejabat Lebanon Kena Sanksi AS

Laporan itu disiarkan beberapa jam setelah pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, memberikan pidato "secara kategoris" yang membantah bahwa kelompoknya telah menyimpan senjata atau bahan peledak di pelabuhan Beirut.

Beberapa negara individu, termasuk Jerman dan Inggris, telah melarang Hezbollah secara keseluruhan. Sales juga meminta lebih banyak negara lain untuk melakukan hal yang sama.

Hezbollah adalah "organisasi kesatuan yang tidak dapat dibagi lagi menjadi militer dan yang disebut sayap politik," katanya, menambahkan bahwa tanpa larangan penuh, kelompok tersebut masih dapat mengumpulkan uang dan merekrut operator.

“Hezbollah adalah satu organisasi,” katanya. Itu adalah organisasi teroris.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com