Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2020, 11:25 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan serangannya yang tidak berdasar terhadap pemungutan suara, pada Kamis (17/9/2020), yang menganggap hasil pemilihan presiden 2020 tidak akan akurat.

Melansir Reuters pada Kamis (17/9/2020), Trump berkomentar soal hal itu dalam unggahan di akun Twitter-nya, yang mengatakan bahwa pemungutan suara melalui surat pos tidak akan berhasil dan akan melemahkan pemenang mana pun, termasuk dia.

Dalam jajak pendapat publik, Trump kalah unggul dari lawannya, Joe Biden. Semenjak itu, Trump terus melancarkan berbagai serangan yang tidak berdasar, seperti soal pemungutan suara yang menggunakan surat pos.

Baca juga: Tim Kampanye Trump Bantah Tuduhan Pelecehan Seksual dari Mantan Model Amy Dorris

Menurut dia, pemungutan suara melalui surat rentan terhadap penipuan, meski pejabat negara menerimanya sebagai alternatif untuk pemungutan suara secara langsung selama pandemi virus corona.

Pakar pemilu yang telah mempelajari pemilu AS selama beberapa dekade mengatakan, penipuan jarang terjadi.

“Karena baru dan jumlahnya besar untuk dikirim ke 'pemilih' atau di mana pun, yang tidak pernah terjadi dalam pemungutan surat suara sebelumnya," ujar Trump dalam tweet-nya.

Baca juga: Eks Asisten Utama Wapres AS Klaim Trump Sebut Wabah Covid-19 Suatu Hal yang Bagus, Kenapa?

Trump kemudian berkata, "Tahun ini, hasil Pemilu 3 November mungkin TIDAK PERNAH DITENTUKAN DENGAN AKURAT, yang diinginkan beberapa orang. Bencana pemilu lagi kemarin. Hentikan Kegilaan Pemungutan Suara!”

Sebanyak 16 negara bagian menggunakan alasan untuk memilih tidak hadir, seperti sakit atau bepergian.

Sedangkan 34 negara bagian lainnya mengizinkan pemilih terdaftar untuk meminta surat suara dikirim ke lokasinya.

Baca juga: Perbedaan PM India Narendra Modi dan Trump di Tengah Dampak Krisis Virus Corona

Trump telah mengklaim, tanpa bukti, bahwa sistem tersebut rentan terhadap penipuan, meskipun orang Amerika telah lama melakukan pemilihan melalui surat suara.

Pemilu 3 November diperkirakan akan menjadi ujian pemungutan suara terberat di negara itu karena melalui surat. 

Sementara itu, kedua partai besar tersebut melakukan berbagai tuntutan hukum yang akan menjadi cara untuk jutaan orang Amerika menggunakan hak memilih mereka.

Sebelumnya, tim kampanye Biden telah menanggapi pernyataan serupa oleh Trump terhadap pemungutan suara melalui surat pada Juli lalu.

Baca juga: Trump Kena Kasus Pelecehan Seksual Lagi, Model Ini Mengaku Diraba dan Dicium Paksa

 

“Rakyat Amerika akan memutuskan pemilihan ini, dan pemerintah Amerika Serikat sangat mampu mengawal penyusup keluar dari Gedung Putih,” kata juru bicara Andrew Bates dalam pernyataan itu.

Para pemilih Demokrat, sementara itu, menerima surat suara jauh lebih cepat dibandingkan rekan-rekan Partai Republik, menurut data dari pemilihan negara bagian dan lokal baru-baru ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com