KABUL, KOMPAS.com - Taliban akan mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan pada Sabtu (12/9/2020), tapi bukan pekerjaan yang mudah bagi musuh untuk melakukannya, menjembatani perbedaan ideologi dan menyelesaikan warisan pahit atas perang selama 2 dekade.
Melansir AFP pada Jumat (11/9/2020), berikut masalah utama antara kedua kubu yang dirangkum AFP:
Perang Afghanistan telah menewaskan puluhan ribu orang, membuat jutaan orang mengungsi, menewaskan sekitar 2.400 tentara AS, dan merugikan pembayar pajak Amerika lebih dari 1 triliun dollar AS (Rp 14,9 kuadriliun).
Jengkel dengan apa yang dia gambarkan sebagai "perang gila dan tak berujung", Presiden Donald Trump telah berulang kali menyatakan tekadnya untuk mencapai penarikan penuh pasukan dari Afghanistan.
Baca juga: Afghanistan Bebaskan Lagi Tahanan Taliban Hampir 200 dan Besok Bersiap Bicarakan Kesepakatan Damai
Pembicaraan damai "jelas didorong oleh keinginan AS untuk melepaskan diri dari Afghanistan," kata Kate Clark, wakil direktur Jaringan Analis Afghanistan.
"Tujuan utama AS adalah pergi, atau pergi tanpa meninggalkan kekacauan yang lebih besar."
Washington menandatangani kesepakatan dengan Taliban pada Februari yang membuka jalan bagi semua pasukan asing menarik diri dari Afghanistan pada Mei 2021.
Sebagai imbalannya, Taliban yang menguasai sebagian besar pedesaan Afghanistan memberikan beberapa jaminan keamanan dan janji untuk mengadakan pembicaraan dengan Kabul setelah menyelesaikan pertukaran tahanan yang lama.
Taliban dan pemerintah Afghanistan memiliki perbedaan keinginan terhadap negara tersebut.
"Taliban selalu jelas tentang apa yang mereka inginkan dan itu adalah pemerintahan Islam murni, yang tidak sesuai dengan tatanan politik Islam demokratis liberal saat ini," kata Nishank Motwani, wakil direktur di Unit Penelitian dan Evaluasi Afghanistan.
Baca juga: Dugaan Intelijen: Iran Bayar Taliban jika Serang Pasukan AS
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.