Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS: Korea Utara Perintahkan Tembak Mati di Perbatasan demi Cegah Covid-19

Kompas.com - 11/09/2020, 13:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS membenarkan, Korea Utara memerintahkan militer menembak mati siapa pun yang berada di perbatasan untuk mencegah Covid-19.

Sejak wabah virus corona muncul pada akhir Desember 2019 di China, negara penganut ideologi Juche itu mengklaim belum menerima satu kasus pun.

Pada Januari, mereka menutup perbatasan dari China yang notabene sekutu utama. Lalu di Juli, Pyongyang mengumumkan status darurat di level maksimum.

Baca juga: Kim Jong Un Terapkan Lockdown Pertama di Korea Utara

Komandan Pasukan AS di Korea Selatan (USFK) Robert Abrams berujar, keputusan menutup perbatasan itu memberi dampak bagi Korea Utara.

Dalam wawancara dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS) via daring, Abrams menuturkan penyelundupan barang menjadi meningkat.

Karena itu, pemerintah Korea Utara menangkisnya dengan menciptakan zona penyangga sekitar 1-2 kilometer dari perbatasan China.

"Mereka menempatkan SOF (Pasukan Operasi Khusus) di sana, dengan perintah untuk menembak mati siapa pun yang ketahuan di zona tersebut," kata dia.

Dilansir AFP Jumat (11/9/2020), Abrams mengatakan penutupan itu memberikan efek besar bagi ekonomi Korut yang saat ini tengah disanksi.

Jenderal bintang empat itu menuturkan karena keputusan pencegahan Covid-19 itu, impor dari "Negeri Panda" anjlok hingga 85 persen.

Baca juga: Cegah Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Tembak Mati Orang yang Berada di Perbatasan China

Penderitaan mereka makin berat karena setidaknya sepanjang 2020 ini, mereka dihantam oleh bencana alan, salah satunya adalah Topan Maysak.

Abrams pun memprediksi dengan berbagai kesulitan yang dialami Korea Utara, dia memprediksi negara itu tak akan melontarkan ancaman dalam waktu dekat.

Kemungkinan yang jadi sorotan dalam prediksinya adalah munculnya senjata baru pada Oktober, atau saat peringatan 75 tahun Partai Buruh Korea.

"Rezim saat ini, maupun militernya, fokus kepada pemulihan negara dan mitigasi Covid-19. Kami tidak melihat indikasi mereka akan memberi ancaman," paparnya.

Baca juga: Cegah Adanya Pembelot, Korea Utara Terapkan Aturan Berlapis

Tetapi dalam situsnya, CSIS memublikasikan citra satelit di galangan Sinpi South, di mana pakar yakin Pyongyang menguji coba rudal balistik dari kapal selam.

Jika benar, misil terbaru Korut itu merupakan bentuk kurangnya perkembangan positif mengenai upaya denuklirisasi yang digelar AS.

Padahal sejak 2018, Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un menggelar tiga kali pertemuan, dengan agenda di Vietnam pada Februari 2020 mengalami kebuntuan.

Pada Kamis (10/9/2020), Trump mengunggah kicauan di Twitter yang berbunyi "Kim Jong Un berada dalam kondisi sehat, jangan remehkan dia!"

Baca juga: Terlibat Prostitusi, 4 Pejabat Korea Utara Dieksekusi Kim Jong Un

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com