Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Memanas, Perusahaan AS di China Prediksi Hubungan Buruk Berlangsung hingga 3 Tahun ke Depan

Kompas.com - 09/09/2020, 21:08 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

SHANGHAI, KOMPAS.com - Setengah dari jumlah perusahaan Amerika Serikat (AS) yang berada di China yakin hubungan kedua negara yang memburuk akan berlangsung setidaknya 3 tahun ke depan.

Survei tahun ini dilakukan oleh Kamar Dagang Amerika di Shanghai dan konsulat PwC China pada 16 Juni-16 Juli, dan mendapatkan tanggapan dari 346 perusahaan yang mencakup beberapa sektor, seperti industri manufaktur, otomotif, dan farmasi.

Menurut survei sentimen bisnis tahunan yang dilakukan tersebut, menunjukkan adanya peningkatan tajam kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan antara AS dan China, sebesar 30 persen dibanding 2019.

Sementara, 27 persen pedapat mengatakan mereka yakin ketegangan akan berlangsung tanpa batas, dibandingkan pada tahun lalu hanya 13 persen yang berpendapat demikian.

Baca juga: China Diduga Uji Coba Jet Tempur FC-31, Disebut Mirip F-35 AS

“Ketegangan AS-China adalah perhatian utama bagi komunitas bisnis Amerika di sini,” kata Ker Gibbs, presiden kamar bisnis, dalam acara perilisan laporan tersebut, seperti yang dilansir dari Reuters pada Rabu (9/9/2020).

"Dialog Beijing, Washington ini, mereka perlu menyelesaikannya, karena berdampak pada kinerja bisnis di sini," imbuhnya.

Ketegangan AS-China, yang sudah tinggi setelah perang perdagangan tahun lalu, dikatakannya semakin meningkat tahun ini karena wabah Covid-19.

Kemudian ditambah, ketika Washington memasukkan perusahaan teknologi China ke dalam daftar hitam dengan alasan keamanan nasional.

Baca juga: Didatangi Polisi, 2 Wartawan Australia Ini Dievakuasi dari China

Dengan semakin dekatnya pemilihan AS, Presiden Donald Trump pekan ini kembali mengangkat gagasan untuk memisahkan ekonomi AS dan China, yang juga dikenal sebagai keterlepasan.

Hal itu menunjukkan seolah bahwa AS tidak akan kehilangan uang, jika kedua negara tersebut tidak lagi berbisnis.

Sebagai dampak kekhawatiran tentang ketegangan bilateral serta ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona, hanya 29 persen perusahaan yang berencana meningkatkan investasi mereka di China tahun ini. Turun dari 47 persen pada 2019.

Baca juga: China Ajak Semua Negara Bangun Standar Keamanan Data Global di Tengah Banyaknya Tudingan Negatif

Lalu, 32 persen responden mengatakan bahwa mereka yakin memburuknya hubungan AS dan China memengaruhi kemampuan mereka untuk mempertahankan staf lokal dan ekspatriat, yang mana pandangan tersebut sangat menonjol di sektor pendidikan dan logistik.

“Ini tentang daya tarik brand AS mengingat atmosfer ketegangan ini,” kata Mark Gilbraith, pemimpin konsultan manajemen untuk PwC China.

Namun, proporsi perusahaan dengan prospek 5 tahun pesimistis sedikit menurun, menjadi 18,5 persen dibandingkan 21,1 persen pada 2019.

Kendati demikian, survei mencatat tentang prospek 5 tahun pesimistis tetap tinggi secara historis.

Baca juga: Presiden Xi Jinping: China Telah Lewati Cobaan Virus Corona yang Luar Biasa

Hingga 2019, perusahaan dengan prospek 5 tahun pesimistis telah berada di sekitar 7 persen selama beberapa tahun.

Sementara itu, lebih dari 90 persen responden mengatakan mereka berkomitmen untuk tetap tinggal di China.

Kemudian, sekitar lebih dari 70 persen dari 200 perusahaan dengan outsourcing produksi di China mengatakan, mereka tidak bermaksud untuk mengalihkan manufaktur ke negara lain.

Kurang dari 4 persen memindahkan sebagian produksi kembali ke Amerika Serikat.

Sementara 14 persen memindahkan sebagian produksi ke lokasi non-AS.

Sisanya merupakan campuran dari beberapa produksi di China dan beberapa di luar China.

Baca juga: Tuduh India Lepas Tembakan di Perbatasan, China Terpaksa Balas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com