Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Penusukan di 4 Lokasi Birmingham Inggris, Begini Penuturan Saksi

Kompas.com - 07/09/2020, 11:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BIRMINGHAM, KOMPAS.com - Para detektif di Birmingham, Inggris, pada Minggu (6/9/2020) melancarkan perburuan terhadap seorang pria berpisau yang melakukan penusukan acak.

Penusukan pada dini hari itu menewaskan 1 orang dan 2 lainnya dalam kondisi kritis. Sementara itu 5 orang lainnya menderita luka ringan.

Penusukan terjadi di empat lokasi terpisah antara pukul 00.30-2.30 dini hari.

Baca juga: Penusukan di Birmingham Inggris jadi Insiden Besar, 1 Tewas dan 2 Kritis

Salah satu TKP berlokasi di tengah Gay Village Birmingham, tetapi polisi mengatakan itu bukan kejahatan rasial. Mereka juga menampik kaitan apa pun dengan kekerasan geng dan terorisme.

"Tampaknya itu acak dalam kaitannya dengan orang-orang yang diserang," kata Kepala Inspektur Steve Graham dari polisi West Midlands.

"(Kasus) ini ditangani sebagai pembunuhan," terangnya dikutip dari AFP.

Baca juga: Rusia Tolak Klaim Alexei Navalny Diracuni, Inggris Curiga

Tersangka bertudung kepala

Tidak ada rincian tentang identitas korban, selain jenis kelamin mereka yakni yang tewas adalah pria lalu yang mengalami luka parah adalah pria dan wanita.

Anggota parlemen lokal Shabana Mahmood mengatakan, pusat kota Birmingham saat itu penuh sesak dengan banyak orang makan dan minum di luar bar dan restoran.

Saksi mata sebelumnya mengatakan ke AFP tentang salah satu penusukan di 4 lokasi itu, yakni di dalam dan sekitar Arcadian Center.

Lokasi itu dipenuhi restoran, kelab malam, dan bar yang mempertemukan Gay Village dengan Chinese Quarter.

Baca juga: Situasi dengan Rusia Makin Memanas, Inggris Kerahkan Jet Tempur Ke Laut Hitam

Seorang manajer bar setempat di dekat Hurst Street, David Nash, berujar dia melihat tersangka bertudung kepada berjalan dengan santai sampai insiden terjadi dan tersangka itu lari.

"Saya di jalan sekitar pukul 2.20 pagi dan kami mendengar seseorang berteriak di jalan, 'cegat dia, dia baru saja menikam orang'," katanya.

Saksi lain dari insiden itu melihat paramedis merawat seorang wanita yang terbaring di bawah.

Inggris Raya sempat siaga tinggi setelah terjadi dua penikaman massal di London tahun lalu, yang membuat kedua pelaku ditembak mati oleh polisi.

Baca juga: Gadis 16 Tahun Berhasil Seberangi Selat Inggris, Setara 10 Kali Lintasi Selat Madura

Pada Juni seorang pria didakwa menikam tiga orang hingga tewas di sebuah taman di Reading, barat London, dalam kasus yang masih diselidiki polisi anti-terorisme.

Kemudian 6 orang termasuk seorang polisi terluka di Glasgow, Skotlandia. Polisi lalu menembak mati tersangka penyerangan itu.

Tindak kejahatan dengan pisau di Inggris dan Wales meningkat 6 persen dalam setahun hingga akhir Maret, menurut Badan Statistik Nasional Inggris.

Birmingham salah satu kota dengan etnis beragam di Inggris yang berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa, memiliki riwayat kekerasan geng yang eksplosif baru-baru ini.

Baca juga: Tes Corona Berbasis Air Liur Akan Diuji Coba Massal di Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com