Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Nikah, Keluarga Calon Mempelai Pria Terpaksa Pulang ke Inggris demi Hindari Karantina Mandiri

Kompas.com - 30/08/2020, 12:35 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber The Sun

PRAHA, KOMPAS.com - Pernikahan warga Inggris di Republik Ceko ini gagal ketika pihak keluarga terburu pulang karena aturan batasan pemerintah Inggris, sebelum upacara pernikahan dimulai.

Pernikahan pengantin pria Inggris di Republik Ceko gagal setelah 30 tamu yang terdiri dari anggota keluarganya harus kembali pulang ke Inggris sebelum hari besarnya karena aturan batasan wabah virus corona.

Oliver, yang tidak mau mengungkapkan nama lengkapnya, berencana menikah di Praha, Republik Ceko dengan tunangannya, Andrea yang berasal dari wilayah timur ibu kota itu.

Baca juga: Pengantin Pria Positif Covid-19, Ratusan Tamu Pernikahan Diminta Karantina

Namun, tak hanya keluarganya, Oliver juga harus melakukan perjalanan pulang sebelum pukul 4 pagi pada Sabtu kemarin atau menghadapi dua minggu karantina mandiri akibat peningkatan 25 persen kasus virus corona di negara asal mereka, Inggris.

Kini Oliver mengungkapkan bahwa puluhan anggota keluarga dan teman-teman juga termasuk dirinya harus kembalil ke Inggris sebelum pernikahan dia dan Andrea sebab mereka tidak dapat melakukan karantina saat kembali ke Inggris karena kendala pekerjaan.

"Saya kehilangan sekitar 30 tamu dan adik perempuan saya (seorang guru), yang merupakan pengiring pengantin, saya sendiri putus asa karena harus terbang pulang malam ini sebelum pernikahan," kata pria berusia 38 tahun itu seperti dikutip The Sun.

Baca juga: Setahun Berlalu, Pasangan Ini Kisahkan Serangan ISIS Bunuh 60 Tamu Pernikahan Mereka

"Kami tidak banyak tidur selama beberapa hari terakhir dan kelelahan secara emosional menjelang pernikahan.

Kami baru saja mengucapkan selamat tinggal dengan air mata kepada keluarga yang harus pergi sebelum melakukan pernikahan hari ini dengan biaya besar."

"Saya jadi sangat marah dengan kepemimpinan Inggris saat ini," ujar Oliver. "Mana penjelasan mereka soal keputusan ini? Sangat sewenang-wenang, berantakan dan hanya membuat kami di sini menangis sebelum hari terbaik yang akan kami jalani."

Oliver dan Andrea sebelumnya telah membatalkan pernikahan mereka dua kali karena hamil, pasca bertunangan empat tahun lalu.

Adapun yang ketiga kalinya ini sebenarnya sudah direncanakan sebelum lockdown pada Agustus.

Baca juga: Video Viral Ledakan Lebanon, Pengantin Wanita Ini Terempas Saat Sesi Foto Pernikahan

Pasangan itu, Oliver dan Andrea telah mengonfirmasi pada keluarga bahwa pernikahan akan dilakukan saat Republik Ceko masuk dalam daftar penerbangan Pemerintah Inggris pada bulan Juli.

"Kami memutuskan untuk melakukannya (rencana pernikahan) ketika Republik Ceko berhasil mengontrol kasus infeksi virus dan melonggarkan banyak peraturan ketat terkait wabah," ujar Oliver.

Sejumlah anggota keluarga Oliver sebenarnya telah mengundurkan diri dari acara pernikahan dengan alasan usia dan kesehatan yang buruk, yang menurut Oliver "memalukan tetapi bisa dipahami".

"(Perubahan aturan) ini tidak diduga, pemerintah harusnya berbuat lebih banyak untuk berkomunikasi dengan masyarakat sebelumnya," tambahnya.

Di bawah aturan baru, tak hanya pelancong dari Ceko, pelancong dari Swiss dan Jamaika juga perlu menjalani karantina jika mereka tiba di Inggris setelah jam 4 pagi Sabtu kemarin.

Orang Inggris mengecam langkah-langkah baru yang hanya diumumkan oleh Sekretaris Transportasi Grant Shapps pada Kamis itu, yang hanya memberi mereka waktu 40 jam sebelum memesan penerbangan baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com