Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Bulan Bergulat dengan Virus Corona, Wuhan yang Dulu Menderita Kini Berpesta

Kompas.com - 01/09/2020, 17:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Membuahkan hasil

Wuhan menerapkan salah satu lockdown terketat di dunia. Langkah itu kemudian diikuti Italia dan diadopsi negara-negara atau kota-kota lain dengan penyesuaian masing-masing.

Saking ketatnya, hidup warga Wuhan serba susah. AFP pada Jumat (28/2/2020) mewartakan, di pinggiran Wuhan kualitas makanan tidak baik dan harganya bikin geleng-geleng kepala.

"Banyak tomat, banyak bawang, mereka sudah busuk," kata David Dai seorang warga Wuhan kepada AFP. Ia juga mengatakan, lebih dari sepertiga makanan harus dibuang karena tidak layak dikonsumsi.

Situasi kian pelik karena supermarket hanya menerima pesanan dalam jumlah besar, tidak hanya untuk makanan tapi juga barang-barang lain.

Alhasil, untuk membeli makanan warga harus membuat grup obrolan sendiri di aplikasi perpesanan supaya bisa beli borongan.

Baca juga: Dilema Warga Wuhan: Mau Makan, tapi Makanan Sudah Busuk

Namun segala jerih payah Wuhan itu perlahan mulai membuahkan hasil. Pada Senin (24/2/2020) aturan karantina di Wuhan mulai longgar.

Wabah mulai bisa dikendalikan, dan beberapa orang dengan alasa tertentu boleh bepergian ke luar kota.

Bulan depannya kondisi terus membaik. Satu dari 16 rumah sakit darurat yang dibangun untuk menangani pasien Covid-19, ditutup karena tambahan kasus baru mulai turun.

Media pemerintah China CCTV pada 2 Maret melaporkan, rumah sakit itu ditutup setelah memulangkan 34 pasien yang baru sembuh.

Turunnya tambahahan kasus baru tak hanya terjadi di Wuhan, tapi juga di provinsi Hubei secara keseluruhan.

Seorang penumpang mengenakan pakaian pelindung diri melintas di Bandara Tianhe yang baru dibuka kembali di Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Ribuan orang bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas mencabut kebijakan lockdown selama lebih dari dua bulan di lokasi yang diketahui sebagai episenter awal virus corona tersebut.AFP/HECTOR RETAMAL Seorang penumpang mengenakan pakaian pelindung diri melintas di Bandara Tianhe yang baru dibuka kembali di Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Ribuan orang bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas mencabut kebijakan lockdown selama lebih dari dua bulan di lokasi yang diketahui sebagai episenter awal virus corona tersebut.
Pada Sabtu (28/3/2020) Wuhan mulai bersiap mengoperasikan lagi beberapa layanan umum dalam menyambut pencabutan lockdown.

Reuters memberitakan, sejumlah kereta bawah tanah kembali beroperasi dan beberapa perbatasan dibuka.

Sebelumnya pemerintah China telah mengumumkan lockdown Wuhan akan berakhir pada 8 April, yang menandai titik balik dalam perlawanan menangani wabah virus corona.

Baca juga: Wuhan Bersiap Cabut Lockdown, Kereta Bawah Tanah Mulai Beroperasi

Tambahan kasus harian Covid-19 di China saat itu juga mulai turun. Jika biasanya mencatatkan 2.000-3.000 kasus baru per hari, mulai akhir Maret penambahannya turun tak sampai 300.

Khusus untuk Wuhan, data jumlah korban meninggal Covid-19 sempat mereka revisi pada 17 April dari 2.579 menjadi 3.869. Kasusnya juga bertambah 325 menjadi 50.333.

Pihak berwenang mengatakan, revisi dibuat setelah memasukkan data pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dan meninggal di rumah, karena keterbatasan fasilitas medis di tahap awal wabah corona merebak.

Baca juga: Wuhan Revisi Data Covid-19, Korban Meninggal Naik 50 Persen Jadi 3.869

Pada awal 2020, banyak rumah sakit kelebihan beban dan petugas medis sangat sibuk menyelamatkan nyawa pasien. Hal ini menyebabkan keterlambatan dan pengawasan dalam melaporkan kasus, kata pihak berwenang, dikutip dari Hong Kong Free Press.

Beberapa fasilitas juga tidak segera terhubung dengan jaringan epidemi yang lebih luas, sedangkan informasi yang berkaitan dengan kematian tidak lengkap yang menyebabkan kesalahan pelaporan atau penghitungan ulang.

Meski begitu, perubahan data tersebut tetap tak menyurutkan gegap gempita warga Wuhan menyambut berakhirnya lockdown.

Baca juga: Mulai Lupakan Virus Corona, Warga Wuhan Ramai-ramai Main Air

Pesta kolam dan pesta bir

Sekitar 6 bulan berlalu sejak lockdown Wuhan, kota yang dulu bermuram durja kembali ceria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com