Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi, Mustapha Adib Jadi Perdana Menteri Lebanon yang Baru

Kompas.com - 31/08/2020, 22:12 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Yeni Safak

BEIRUT, KOMPAS.com - Mustapha Adib resmi menjadi Perdana Menteri Lebanon pada Senin (31/8/2020) setelah memenangi pemilihan.

Abid mendulang 90 suara dari 120 suara dalam parlemen untuk mengklaim jabatan perdana menteri.

Pemungutan suara diadakan di istana presiden di Baabda, Beirut, sebagaimana dilansir dari Yeni Safak.

Dalam konferensi pers pertamanya sebagai perdana menteri, mantan Duta Besar (Dubes) Lebanon untuk Jerman itu mengajak seluruh rakyat Lebanon untuk memulihkan negara tersebut.

Baca juga: Menteri Perancis: Lebanon Berisiko Menghilang

"Tidak ada waktu untuk kata-kata, janji, dan keinginan, tetapi untuk bekerja sama dengan semua orang demi pemulihan negara kita karena perhatian besar bagi semua (rakyat) Lebanon," kata Adib.

Dia menambahkan akan membentuk pemerintahan yang berisi orang-orang berkompeten untuk menangani Lebanon yang sedang dilanda krisis.

Adib berasal dari kota Tripoli, Lebanon utara. Dia merupakan doktor hukum dan ilmu politik.

Pada 2000, dia menjabat sebagai penasihat dan direktur di kantor Perdana Menteri Najib Mikati sampai ia diangkat menjadi Dubes Lebanon untuk Jerman pada Juli 2013.

Baca juga: Pemerintah Perancis Sampaikan Peta Jalan Reformasi untuk Pemerintahan Lebanon

Pada Minggu (30/8/2020), sejumlah mantan perdana menteri seperti Mikati, Tamam Salam, Saad Hariri, dan Fouad Siniora, mengumumkan pencalonan Adib sebagai perdana menteri berikutnya.

Dukungan dari para mantan perdana menteri tersebut membuatnya menjadi favorit.

Enam hari setelah ledakan besar mengoyak kota Beirut, Hassan Diab mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri pada 10 Agustus.

Ledakan besar di pelabuhan itu disebabkan oleh timbunan 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang.

Baca juga: PM Israel Janjikan Balasan Terkuat jika Diserang Lagi dari Lebanon

Bencana itu menewaskan lebih dari 170 orang dan melukai lebih dari 6.000 jiwa.

Ledakan itu meratakan bangunan di sekitarnya dan menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Ledakan itu terjadi pada ketika Lebanon menghadapi krisis keuangan yang parah seiring dengan pandemi virus corona.

Pada 11 Februari, pemerintahan Diab menggantikan pemerintahan Saad Hariri.

Hariri mengundurkan diri pada Oktober 2019, menyusul protes rakyat yang mengajukan tuntutan perbaikan ekonomi dan politik.

Baca juga: Beberapa Aturan Pendukung Lockdown Lagi yang Berlangsung di Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com