Berbicara di kampanye tersebut, King III berkata, "Hari ini kami memperingati pawai tentang pekerjaan dan kebebasan pada 1963 di mana ayah saya menyatakan tentang mimpinya."
"Tapi, kita tidak boleh melupakan mimpi buruk Amerika tentang kekerasan rasis yang dicontohkan ketika Emmett Till dibunuh pada hari ini di 1955 silam, dan sistem peradilan pidana gagal untuk menghukum para pembunuhnya."
"Enam puluh lima tahun kemudian, kami masih berjuang untuk keadilan. Demiliterisasi polisi, membongkar penahanan massal, dan menyatakan dan dengan tekad yang kami bisa, bahwa kehidupan kulit hitam itu penting (black lives matter)."
Kemudian, Pendeta Sharpton mengatakan kepada massa selama pidatonya yang berapi-api, "Anda bertindak seolah-olah tidak ada masalah untuk menembak kami dari belakang. Anda bertindak seolah-olah tidak ada masalah untuk menahan kami saat kami berteriak, 'Saya tidak bisa bernapas' 11 kali."
"Kau bersikap seolah tidak ada masalah untuk menahan seseorang di tanah sampai kau memeras nyawanya."
Baca juga: Perempuan Berdaya: Perjuangan Perempuan Kulit Hitam Mendapatkan Hak Pilih yang Setara
Dia berseru, "Sudah waktunya untuk pembahasan baru."
Dia menambahkan, "Beberapa orang mengatakan kepada saya, 'Pendeta Al, kalian harus mencela mereka yang melakukan kekerasan, mereka yang menjarah?' Semua keluarga mengecam penjarahan. Apa yang belum kami dengar adalah Anda mencela penembakan."
"Kami akan berbicara menentang penjarahan, tetapi kapan Anda akan berbicara menentang penembakan polisi yang salah?"
Reverend Al Sharpton telah meminta mereka di negara bagian lain untuk berbaris di kantor senator AS mereka dan menuntut dukungan mereka terhadap reformasi kepolisian federal.
Pada Juni, Dewan Perwakilan Rakyat yang dikendalikan Demokrat mengesahkan UU Keadilan dalam Kepolisian terkait kasus George Floyd, yang akan melarang polisi menggunakan manuver cengkeraman dan mengakhiri imunitas hukum yang memenuhi syarat bagi perwira, di antara reformasi lainnya.
Baca juga: Tidak Kerjakan PR, Anak Kulit Hitam Berkebutuhan Khusus Dipenjara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.