LANSING, KOMPAS.com - Seorang remaja kulit hitam berkebutuhan khusus di Negara Bagian Michigan, Amerika Serikat (AS), dipenjara karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
Ia ditahan di tahanan khusus remaja sejak pertengahan Mei, dan telah dibebaskan pada Jumat (31/7/2020).
Gadis 15 tahun yang diidentifikasi sebagi Grace itu dikembalikan ke ibunya sekitar pukul 5 sore waktu setempat.
Baca juga: Dari Tugas Sekolah, 2 Murid di India Ini Ungkap Ada Asteroid Dekati Bumi
Ia dibebaskan setelah Pengadilan Banding Michigan membatalkan hukuman awalnya, demikian laporan dari ProPublica Illinois.
Sebelumnya ProPublica awal bulan ini melaporkan, Grace menghabiskan 78 hari di penjara remaja Pontiac usai hakim di pengadilan keluarga Oakland County mencabut masa percobaannya, atas tuduhan penyerangan dan pencurian.
Dilansir dari New York Post Sabtu (1/8/2020), Hakim Mary Ellen Brennan menganggapnya sebagai "ancaman bagi masyarakat", karena tidak menyelesaikan PR saat sekolahnya beralih ke pembelajaran online di tengah pandemi virus corona.
Baca juga: Cinlok di Sekolah, Guru SMA Kepergok Berhubungan Seks dengan Muridnya di Rumah
Grace merupakan murid kulit hitam berkebutuhan khusus yang menderita ADHD. Kasusnya menjadi perhatian nasional atas sistem pengadilan remaja dan tuduhan diskriminasi rasial.
Sudah lebih dari 300.000 orang yang menandatangani petisi online untuk meminta dia dibebaskan.
Anggota parlemen Michigan dan anggota dewan sekolah menganjurkan dia dibebaskan, lalu perwakilan federal meminta Departemen Pendidikan AS dan Departemen Kehakiman AS untuk ikut mengurusi kasus ini.
Ada juga beberapa protes di luar gedung pengadilan, di mana kasus itu disidangkan.
Baca juga: Negara Bagian Jerman Ini Larang Murid Pakai Burka dan Niqab di Sekolah
Grace sekarang bebas tapi berstatus tahanan rumah selagi naik banding atau menunggu "perintah lebih lanjut" dari Pengadilan Banding, lapor ProPublica.
Sebuah pernyataan dirilis atas nama Grace dirilis ke kantor berita itu, dengan mengutip perkataan ibunya.
"Mereka sangat dan sangat menghargai curahan dukungan dari seluruh negeri, dan untuk pembebasan Grace; dia ingin bersama keluarganya."
"Kami sangat gembira. Kami sangat senang Grace pulang," kata pengacara Grace lainnya, Jonathan Biernat.
"Sangat bagus dia bisa tidur di rumah malam ini," lanjutnya.
Baca juga: Klaster Virus Corona di Sekolah Al-Taqwa Jadi Terbesar di Melbourne, Penularannya Masih Jadi Misteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.