Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Diam-diam Uji Vaksin Virus Corona kepada Para Pekerjanya

Kompas.com - 27/08/2020, 18:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Menjadi yang pertama mungkin bukan segalanya, kemampuan untuk meningkatkan skala akan jadi kuncinya. "Saya pikir mungkin ada beberapa vaksin yang masuk ke pasar pada Desember tetapi saya tidak yakin apakah akan tersedia dalam jumlah besar," kata Prof Cowling.

Ia berpikir kemungkinan besar seluruh populasi dapat diimunisasi terhadap Covid-19 pada musim panas 2021.

Baca juga: Rusia Uji Coba Vaksin Covid-19 Kedua Bernama EpiVacCorona, September Diperkirakan Selesai

Ada berbagai level eksperimen. China telah mengonfirmasi bahwa mereka terlibat dalam uji coba resmi tahap lanjut pada ribuan orang di negara-negara termasuk UEA, Peru dan Argentina.

Ini adalah bagian dari rangkaian kolaborasi global antara pemerintah dan perusahaan farmasi.

Lalu ada uji coba yang tidak dipublikasikan. Dalam kasus yang tampaknya terkait dengan aturan darurat eksperimen vaksin, dan bukan uji coba tahap ketiga yang resmi, sekelompok penambang dari China ditolak masuk ke Papua Nugini baru-baru ini setelah majikan mereka mengungkap bahwa mereka digunakan untuk uji coba vaksin.

Sekitar 48 pekerja diinjeksi pada awal Agustus, menurut pernyataan dari perusahaan milik negara China yang mengoperasikan tambang di negara kepulauan Pasifik itu.

Pihak berwenang Papua Nugini khawatir karena mereka tidak diberi tahu apa-apa, dan beberapa pekerja mungkin dinyatakan positif Covid-19.

Baca juga: Vaksin Corona Rusia Sputnik V Segera Diuji Coba ke 40.000 Orang

"Diplomasi vaksin" sebagai propaganda?

Belum jelas apa yang akan dilakukan China dengan vaksin jika dan ketika mereka telah mendapatkannya.

Versi bahasa Inggris laporan resmi pemerintah China tentang penanganan pandemi menyatakan "vaksin Covid-10 akan digunakan sebagai produk umum global setelah dikembangkan dan diberikan di China".

China telah memberi sinyal bahwa negara-negara di Afrika dan tetangga-tetangga terdekatnya di Asia Tenggara akan jadi yang pertama merasakan manfaat vaksin hasil pengembangan China, setelah diberikan di dalam negeri. Tapi beberapa pihak melihat ada pengaruh diplomatik yang bermain.

Seorang diplomat senior Eropa menyoroti hal yang mereka lihat sebagai upaya propaganda China dalam "diplomasi masker" di Serbia dan Italia, dengan mengirim peralatan kesehatan setelah wabah memburuk.

Mereka memperingatkan bahwa "diplomasi vaksin", dengan China kemungkinan akan berada di posisi yang sangat berpengaruh, akan menjadi lebih perhitungan.

"Mereka telah banyak berinvestasi pada riset vaksin," kata Prof Cowling tentang China, "dan upaya itu mulai terbayar sekarang".

Baca juga: Kabar Baik, Indonesia Akan Kebagian Jatah Vaksin Corona dari Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com