Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Diam-diam Uji Vaksin Virus Corona kepada Para Pekerjanya

Kompas.com - 27/08/2020, 18:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Awal bulan ini, kepala perusahaan konglomerat swasta China yang terkenal berkata kepada para stafnya bahwa vaksin untuk Covid-19 diperkirakan mulai tersedia di pasaran pada bulan November.

Sang bos, yang perusahaannya memiliki divisi kesehatan, mengatakan bahwa ia melihat kabar ini sebagai pertanda pemulihan ekonomi; kesempatan bagi perusahaannya untuk meningkatkan penjualan, menurut seseorang yang mendengar komentar tersebut secara pribadi.

Dalam beberapa pekan, pemerintah China terpaksa mengumumkan kemajuannya kepada publik.

Baca juga: Wapres Ingatkan Strategi Komunikasi soal Kehalalan Vaksin Covid-19

Virus corona baru penyebab Covid-19 berasal dari China, sebelum menyebar ke seluruh dunia. Sekarang China berupaya tanpa henti untuk memenangkan perlombaan dalam mengembangkan dan menyebarkan vaksin yang efektif.

Pekan lalu foto salah satu vaksin hasil pengembangan muncul di media yang dikelola pemerintah; sebuah kotak kecil bermerek ditampilkan, dipegang oleh seorang perempuan yang tersenyum di laboratorium.

Sinopharm mengatakan pihaknya berharap vaksin itu siap dijual pada Desember. Mereka bahkan menyebutkan harga, setara dengan sekitar 140 dollar AS (Rp 2,06 juta).

Uji coba yang resmi dan yang rahasia

Tekad China bisa dilihat semua orang.

Kita tahu bahwa setengah dari enam kandidat vaksin terkemuka yang diuji pada tahap akhir uji coba massal di seluruh dunia berasal dari China. Uji coba global ini adalah suatu keharusan.

Ironisnya, China tidak bisa menguji vaksin pada skala yang diperlukan di dalam negeri karena telah begitu berhasil menahan penyebaran virus di dalam perbatasannya.

Baca juga: Ciptakan Vaksin Corona Pertama di Dunia, Benarkah Rusia Ambil Jalan Pintas?

"Semua produsen vaksin mencari situs untuk uji coba fase tiga mereka (melibatkan pemberian vaksin diberikan kepada ribuan orang) di tempat Covid-19 masih beredar dengan tingkat yang relatif lebih tinggi," kata Profesor Ben Cowling dari Sekolah Kesehatan Umum Universitas Hong Kong.

Dia optimis dengan semua vaksin yang sedang dikembangkan, termasuk vaksin dari China.

"Saya pikir semua vaksin yang saat ini dalam fase tiga punya peluang bagus untuk efektif."

Tapi China - seperti Rusia, dan seperti yang diinginkan beberapa orang di Gedung Putih - telah melangkah lebih jauh.

Seorang pejabat senior kesehatan China mengungkapkan sejauh mana langkah itu akhir pekan lalu ketika ia mengkonfirmasi bahwa China telah secara diam-diam menguji vaksin pada sejumlah pekerja publik sejak bulan lalu.

Baca juga: Soal Vaksin Corona, Meme Presiden Putin sampai Kabar Hoaks Banjiri Media Sosial

Ilustrasi vaksin virus corona, vaksin Covid-19Shutterstock Ilustrasi vaksin virus corona, vaksin Covid-19

Zheng Zhongwei dari Komisi Kesehatan Nasional mengatakan kepada stasiun televisi yang dikelola pemerintah bahwa aturan di masa darurat mengizinkan penggunaan vaksin dalam pengembangan yang belum disetujui. Dengan demikian, pejabat di perbatasan dan di daerah-daerah lain dapat divaksinasi.

Menjadi yang pertama mungkin bukan segalanya, kemampuan untuk meningkatkan skala akan jadi kuncinya. "Saya pikir mungkin ada beberapa vaksin yang masuk ke pasar pada Desember tetapi saya tidak yakin apakah akan tersedia dalam jumlah besar," kata Prof Cowling.

Ia berpikir kemungkinan besar seluruh populasi dapat diimunisasi terhadap Covid-19 pada musim panas 2021.

Baca juga: Rusia Uji Coba Vaksin Covid-19 Kedua Bernama EpiVacCorona, September Diperkirakan Selesai

Ada berbagai level eksperimen. China telah mengonfirmasi bahwa mereka terlibat dalam uji coba resmi tahap lanjut pada ribuan orang di negara-negara termasuk UEA, Peru dan Argentina.

Ini adalah bagian dari rangkaian kolaborasi global antara pemerintah dan perusahaan farmasi.

Lalu ada uji coba yang tidak dipublikasikan. Dalam kasus yang tampaknya terkait dengan aturan darurat eksperimen vaksin, dan bukan uji coba tahap ketiga yang resmi, sekelompok penambang dari China ditolak masuk ke Papua Nugini baru-baru ini setelah majikan mereka mengungkap bahwa mereka digunakan untuk uji coba vaksin.

Sekitar 48 pekerja diinjeksi pada awal Agustus, menurut pernyataan dari perusahaan milik negara China yang mengoperasikan tambang di negara kepulauan Pasifik itu.

Pihak berwenang Papua Nugini khawatir karena mereka tidak diberi tahu apa-apa, dan beberapa pekerja mungkin dinyatakan positif Covid-19.

Baca juga: Vaksin Corona Rusia Sputnik V Segera Diuji Coba ke 40.000 Orang

"Diplomasi vaksin" sebagai propaganda?

Belum jelas apa yang akan dilakukan China dengan vaksin jika dan ketika mereka telah mendapatkannya.

Foto yang diambil pada 2 Maret 2020 memperlihatkan Presiden China, Xi Jinping, mengunjungi Akademi Sains Medis Militer sekaligus Fakultas Kedokteran Universitas Tsinghua di Shenzhen, di mana Xi memonitor perkembangan vaksin virus corona, alat pemeriksaannya, sekaligus kecepatan dalam penangannya.REUTERS/Ding Haitao / Xinhua / Latin Ame Foto yang diambil pada 2 Maret 2020 memperlihatkan Presiden China, Xi Jinping, mengunjungi Akademi Sains Medis Militer sekaligus Fakultas Kedokteran Universitas Tsinghua di Shenzhen, di mana Xi memonitor perkembangan vaksin virus corona, alat pemeriksaannya, sekaligus kecepatan dalam penangannya.

Versi bahasa Inggris laporan resmi pemerintah China tentang penanganan pandemi menyatakan "vaksin Covid-10 akan digunakan sebagai produk umum global setelah dikembangkan dan diberikan di China".

China telah memberi sinyal bahwa negara-negara di Afrika dan tetangga-tetangga terdekatnya di Asia Tenggara akan jadi yang pertama merasakan manfaat vaksin hasil pengembangan China, setelah diberikan di dalam negeri. Tapi beberapa pihak melihat ada pengaruh diplomatik yang bermain.

Seorang diplomat senior Eropa menyoroti hal yang mereka lihat sebagai upaya propaganda China dalam "diplomasi masker" di Serbia dan Italia, dengan mengirim peralatan kesehatan setelah wabah memburuk.

Mereka memperingatkan bahwa "diplomasi vaksin", dengan China kemungkinan akan berada di posisi yang sangat berpengaruh, akan menjadi lebih perhitungan.

"Mereka telah banyak berinvestasi pada riset vaksin," kata Prof Cowling tentang China, "dan upaya itu mulai terbayar sekarang".

Baca juga: Kabar Baik, Indonesia Akan Kebagian Jatah Vaksin Corona dari Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com