Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Brasil di Bawah Kementerian Kesehatan Tanpa Pengetahuan Medis

Kompas.com - 19/08/2020, 20:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (14/8/2020) mengatakan, Pazuello telah mengabaikan jumlah korban tewas dan fokus pada jumlah kasus yang pulih.

"Kami termasuk di antara negara-negara terkemuka dunia dalam hal pasien yang pulih," kata Pazuello saat itu seraya menambahkan bahwa 2 juta orang Brasil telah selamat dari Covid-19.

Baca juga: Presiden Brasil Sebut Ada Jamur di Paru-parunya Pasca Pemulihan akibat Covid-19

Sejak menjabat, Pazuello tidak dapat mengatasi kekurangan obat-obatan, seperti anestesi, penghambat neuromuskuler, dan obat penenang untuk intubasi pasien Covid-19, yang telah mempengaruhi 23 dari 27 negara bagian Brasil, menurut sebuah laporan yang dirilis pekan lalu oleh CONASS, sebuah dewan sekretariat kesehatan negara Brasil.

Pada Kongres Nasional Covid-19 pekan lalu, Pazuello mengatakan, kementeriannya tidak bertanggung jawab untuk membeli obat-obatan itu.

Lantas, mengatakan bahwa kekurangan obat-obatan itu merupakan bentuk "ketidakstabilan pasar" yang disebabkan oleh kelangkaan di beberapa negara bagian.

Menurut Sergio Cimerman, Direktur Teknis Penyakit Menular Masyarakat Brasil, bahwa Pazuello yang menjabat sebagai menteri sementara selama pandemi, menciptakan ketidakpastian.

"Pemerintah federal terlalu banyak mengalihkan masalah kepada gubernur dan wali kota, sehingga mereka akan memutuskan apa yang harus dilakukan di setiap tempat. Seharusnya sebaliknya, pemerintah federal harus menunjukkan arah yang harus diikuti oleh pemerintah daerah," ujar Cimerman.

Satu-satunya cerita positif bagi pemerintah Bolsonaro, menurut Cimerman adalah telah diselenggarakannya 3 uji coba vaksin di Brasil.

Uji coba itu melibatkan perusahaan farmasi Swiss, AstraZeneca, yang bekerja dengan Universitas Oxford Inggris, perusahaan biotek China Sinovac bekerja sama dengan Institut Butantan Brasil, dan raksasa farmasi AS Pfizer yang bekerja dengan BioNTech Jerman.

"Saya dapat membuktikan kepada Anda bahwa AstraZeneca-Oxford masih merupakan pilihan terbaik kami, (vaksin) yang paling menjanjikan, tetapi kami masih memperhatikan yang lainnya, dan kami dapat dengan cepat melakukan pembelian (perjanjian) lagi," Pazuello kata pada Kamis (13/8/2020).

Cimerman yakin Pazuello akan tetap menjabat sampai pandemi virus corona berakhir.

"Ada begitu banyak implikasi politik, terutama terkait dengan perawatan medis yang diyakini presiden. Tidak ada dokter, yang perilakunya berdasarkan kriteria ilmiah, akan menerima jabatan ini," kata Cimerman.

Baca juga: Istri Presiden Brasil Michelle Bolsonaro Positif Covid-19 Usai Suaminya Sembuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com