Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian akibat Covid-19 di Brasil Tembus 100.000, Para Ahli Putus Asa

Kompas.com - 08/08/2020, 22:33 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BRASILIA, KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Brasil diperkirakan mencapai 100.000 kematian sebagaimana dilansir dari Reuters, Sabtu (8/8/2020).

Jumlah tersebut kemungkinan akan terus meningkat mengingat sebagian besar kota di Brasil membuka kembali toko dan tempat makan meskipun pandemi virus corona belum mencapai puncak.

Brasil melaporkan kasus pertama virus corona baru pada akhir Februari.

Dalam waktu tiga bulan sejak kasus pertama diumumkan, virus corona telah membunuh 50.000 orang dan membunuh 50.000 orang lagi 50 hari berikutnya.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro bahkan dilaporkan meremehkan parahnya pandemi virus corona di Brasil dengan melawan karantina oleh pejabat lokal.

Baca juga: Presiden Brasil Sebut Ada Jamur di Paru-parunya Pasca Pemulihan akibat Covid-19

“Kita harus hidup dalam keputusasaan, karena ini adalah tragedi seperti perang dunia. Tetapi Brasil berada di bawah pengaruh bius kolektif,” kata Jose Davi Urbaez, anggota senior dari Infectious Diseases Society.

Dia dan pakar kesehatan masyarakat lainnya telah memperingatkan bahwa Brasil masih belum memiliki rencana terkoordinasi untuk memerangi pandemi virus corona.

Itu karena banyak pejabat berfokus pada "pembukaan kembali” yang kemungkinan akan semakin meningkatkan penyebaran virus corona dan memperburuk wabah Covid-19.

Dua menteri kesehatan Brasil bahkan mengundurkan diri karena berbeda pendapat dengan Bolsonaro.

Penggantinya adalah seorang jenderal militer yang telah meninggalkan seruan untuk menjaga jarak.

Baca juga: Istri Presiden Brasil Michelle Bolsonaro Positif Covid-19 Usai Suaminya Sembuh

Padahal menurut ahli, aturan jaga jarak sangatlah penting. Namun Bolsonaro menolak pendapat para ahli.

Bolsonaro bahkan yang menyebut Covid-19 sebagai flu ringan.

Dia mengatakan bahwa dia sembuh dari infeksi virus corona berkat hydroxychloroquine, obat anti-malaria yang belum terbukti melawan virus corona.

“Kami tidak tahu di mana itu (kematina) akan berhenti, mungkin pada 150.000 atau 200.000 kematian,” kata Kepala Departemen Penyakit Menular di Sao Paulo State University Alexandre Naime.

Dia menambahkan hanya bisa berpasrah atas penanganan pandemi virus corona di Brasil.

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Presiden Brasil Sapa Pendukung Tanpa Masker

Dia mengatakan satu-satunya perbandingan yang paling mungkin atas wabah virus corona adalah penyakit yang dibawa oleh penjajah, seperti cacar.

Penyakit cacar menghancurkan populasi asli Amerika ketika orang-orang Eropa pertama kali tiba di benua tersebut.

Sementara sejarah itu sudah lama berlalu, Urbaez mengatakan Brasil hari ini tampaknya sama-sama pasrah dengan kematian akibat Covid-19 yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com