Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamala Harris, Cawapres Biden untuk Pilpres AS Dikenal sebagai Sosok Pendobrak

Kompas.com - 12/08/2020, 15:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Senator Kamala Harris pada Selasa kemarin (12/8/2020) menjadi wanita Amerika kulit hitam dan Asia Selatan pertama yang dipilih untuk jabatan nasional oleh sebuah partai politik besar.

Melansir CNN, calon presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menunjuk eks jaksa moderat itu untuk menjadi wakilnya pada pemilu presiden AS musim gugur tahun ini.

Harris yang berusia 55 tahun telah menghabiskan kariernya dengan mendobrak banyak rintangan alias melakukan banyak terobosan.

Di California, dia adalah wanita pertama, dan wanita kulit hitam pertama, yang menjabat sebagai pejabat penegak hukum tertinggi di negara bagian.

 

Dia adalah wanita kulit hitam pertama dari California yang bertugas di Senat AS, dan wanita kedua dari negara bagian mana pun, setelah Carol Moseley Braun dari Illinois.

Harris juga keturunan India pertama yang muncul dalam ajang pemilihan presiden di AS.

Jika Biden berhasil mengalahkan Trump pada November mendatang, Harris menjadi wanita pertama dalam sejarah AS yang menjabat sebagai wakil presiden.

Baca juga: Trump Sebut Cawapres Biden, Kamala Harris, Buruk dan Licik

Harris dan kariernya sebagai jaksa

Harris, mengikuti Demokrat Geraldine Ferraro, pada 1984, dan dari Partai Republik Sarah Palin, pada 2008, sebagai perempuan ketiga yang terpilih sebagai pasangan calon presiden.

Kedua kampanye tersebut kalah oleh ikon dari pihak lawan - Ronald Reagan dan Barack Obama.

Selama pemilihan utama presiden dari Partai Demokrat, Harris, yang keluar sebelum putaran pertama pemungutan suara, sering terjebak di antara sayap progresif Partai Demokrat, yang dipimpin oleh senator.

Bernie Sanders dari Vermont dan Elizabeth Warren dari Massachussets dan pendirian mereka yang moderat dipimpin oleh Biden. 

Sayap kiri mengkritk sepak terjang Harris pada pengadilan kriminal, mulai dari pemilihannya sebagai jaksa wilayah San Francisco sampai menjadi Jaksa Umum California.

Baca juga: Joe Biden Pilih Senator Kamala Harris sebagai Cawapres Melawan Trump

Posisi Harris tersebut di bawah pengawasan ketat jelang pemilihan pendahuluan 2020. Dia menggambarkan dirinya sebagai 'jaksa penuntut progresif' dan memenangkan masa jabatan pertamanya sebagai jaksa wilayah dengan menentang hukuman mati.

Sebuah posisi, bahkan di salah satu kota paling liberal di Amerika, yang akan menyebabkan bentrokan awal dengan penduduk lokal dan pemimpin negara.

Tak lama setelah dia menjabat, Harris mengumumkan dia tidak akan mengajukan hukuman mati terhadap tersangka yang dituduh membunuh seorang petugas polisi.

Berbicara di pemakaman, calon rekan Harris, Senator Dianne Feinstein, menyerukan hukuman mati.

Perselisihan tersebut membuat retak hubungan antara Harris dan beberapa pemimpin polisi, tetapi dia memperbaiki jalinan tersebut selama beberapa tahun mendatang, ketika dia berjalan di garis sempit dalam upaya memajukan karier politiknya yang cemerlang.

Catatan peradilan kriminalnya berada di bawah pengawasan ketat dengan para pendukung dan aktivis progresif mempertanyakan serangkaian keputusan yang dia buat selama menjadi jaksa penuntut.

Pada 2014 lalu, sebagai jaksa agung California, dia mengajukan banding terhadap keputusan hakim federal, yang disebutnya "cacat", bahwa penerapan hukuman mati oleh negara bagian itu tidak konstitusional.

Baca juga: Mengenal Kamala Harris, Cawapres yang Akan Dampingi Joe Biden Lawan Donald Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com