Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Pilih Senator Kamala Harris sebagai Cawapres Melawan Trump

Kompas.com - 12/08/2020, 08:32 WIB
Ericssen,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

Sumber Twitter

WILMINGTON, KOMPAS.com – Calon presiden (capres) Partai Demokrat, Joe Biden, akhirnya mengakhiri spekulasi panjang mengenai pendampingnya melawan Presiden Donald Trump pada pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS), 3 November mendatang.

Berkicau melalui akun Twitter-nya, Selasa (11/8/2020) sore, Biden mengumumkan bahwa Senator California Kamala Harris sebagai calon wakil presidennya (cawapres).

“Saya memiliki kehormatan besar untuk mengumumkan bahwa saya telah memilih Kamala Harris sebagai cawapres. Kamala adalah pejuang yang tak kenal takut bertarung untuk kepentingan rakyat kecil dan salah satu pelayan rakyat terbaik,” bunyi kicauan Biden.

Baca juga: Dukungan Barack Obama kepada Mantan Wapresnya, Joe Biden dalam Melawan Trump

Momen bersejarah Harris

Harris mengukir sejarah sebagai wanita Afro-Amerika dan Asia Amerika pertama yang dipilih sebagai cawapres. Kedua orangtuanya adalah imigran yang pindah ke AS.

Ayah Harris adalah seorang profesor ekonomi berdarah kulit hitam dari Jamaika, sedangkan ibunya ilmuwan kanker payudara yang bermigrasi dari India.

Selain itu, Harris juga menjadi wanita ketiga yang menjadi cawapres dalam sejarah pilpres AS, menyusul langkah anggota DPR dari New York Geraldine Ferraro pada pilpres 1984 dan mantan Gubernur Alaska Sarah Palin pada pilpres 2008.

Baca juga: Biden ke Komunitas Muslim Amerika: Bantu Saya Kalahkan Trump

Jika terpilih, politisi berusia 55 tahun itu akan mencetak sejarah lain, yaitu sebagai politisi wanita pertama yang terpilih sebagai wakil presiden, pencapaian yang gagal dicapai oleh Ferraro dan Palin.

Berlatar belakang hukum, Harris memulai kariernya pada tahun 1990 sebagai jaksa di daerah Alameda, California. Dia kemudian terpilih sebagai jaksa distrik San Francisco pada 2002.

Kariernya terus menanjak dan namanya mulai diperhitungkan sebagai rising star Partai Demokrat setelah meraih kemenangan tipis pada pemilihan Jaksa Agung negara bagian California pada pemilihan tahun 2010.

Baca juga: Biden Kutip Hadis Nabi Muhammad, Cari Dukungan dari Komunitas Muslim Amerika

Harris bangga mengenang dirinya sebagai seorang jaksa penuntut yang melawan bank-bank besar selama krisis keuangan 2008 untuk membela nasib keluarga di AS.

Menjabat dua periode, Harris melesat ke kancah politik nasional dengan terpilih sebagai senator, jabatan yang diembannya sejak Januari 2017.

Sempat diperhitungkan sebagai capres unggulan untuk menantang Trump, Harris mundur dari pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat pada Desember tahun lalu setelah hasil survei yang mengecewakan.

Baca juga: Joe Biden : Trump Presiden Rasis Pertama di Amerika Serikat

Calon unggulan cawapres

Walau harus mengakhiri mimpinya menjadi presiden wanita pertama AS, nama Harris tidak redup. Dia digadang-gadang sebagai calon unggulan pendamping capres Demokrat, apalagi setelah Joe Biden memastikan tiket capres.

Penampilan mengesankannya ketika sidang pemakzulan Trump menginterogasi sejumlah saksi kunci mendapat pujian banyak kalangan.

Tidaklah mengejutkan jika Biden mempertimbangkan dia sebagai salah satu finalis di daftar pendek atau shortlist cawapresnya.

Baca juga: Joe Biden Siap Gelontarkan Ratusan Miliar Dollar AS untuk Memulihkan Krisis Kesehatan dan Ekonomi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com