Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Ledakan Beirut, Massa Duduki Kantor Kemenlu Lebanon

Kompas.com - 09/08/2020, 07:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Sekelompok massa menduduki kantor Kementerian Luar Negeri Lebanon, dalam aksi unjuk rasa buntut insiden ledakan dahsyat di Beirut.

Massa tersebut dipimpin oleh pensiunan perwira militer Lebanon pada Sabtu (8/8/2020), dan menyatakan kantor Kemenlu Lebanon sebagai markas besar revolusi.

Sekitar 200 orang menduduki kompleks Kementerian Luar Negeri Lebanon, yang berlokasi di kawasan elite pusat kota Beirut.

Baca juga: Istri Dubes Belanda Tewas dalam Ledakan Lebanon

Mereka diperkirakan bisa masuk ke kantor kementerian dengan memanfaatkan kerusakan bangunan akibat ledakan.

Beberapa demonstran merobek foto Presiden Michael Aoun dari dinding, dan membantingnya ke lantai, kata koresponden AFP.

Aksi ini adalah efek dari kemarahan yang memuncak akibat ledakan yang menghancurkan pelabuhan Beirut, serta sebagian ibu kota Lebanon tersebut.

Pendudukan ini disiarkan langsung televisi Lebanon, dan terjadi ketika pasukan keamanan teralihkan perhatiannya untuk menangani demonstran anti-pemerintah di jalan.

Baca juga: Ada 28 Orang Terluka Dibawa ke RS, dalam Protes Anti-Pemerintah Lebanon

"Kami mengambil alih Kementerian Luar Negeri sebagai tempat revolusi," kata Sami Rammah, pensiunan perwira militer yang berbicara melalui pengeras suara dari tangga gedung kantor kementerian.

"Kami memanggil semua rakyat Lebanon yang menderita, untuk turun ke jalan menuntut semua koruptor," lanjutnya dikutip dari AFP Sabtu (8/8/2020).

Jurnalis AFP di lokasi melaporkan, malam itu penuh dengan lemparan batu dari para pemuda yang bentrok dengan pasukan keamanan.

Polisi kemudian menanganinya dengan tembakan gas air mata.

Baca juga: Pimpinan Hezbollah Bantah Keras Klaim Keterlibatannya dalam Ledakan Dahsyat di Lebanon

Namun di saat demonstrasi besar pecah di jalan, sekelompok pengunjuk rasa seketika menyelinap masuk ke gedung Kementerian Ekonomi, mengambil beberapa tumpuk dokumen dan mereka buang di jalan.

Sementara itu kelompok demonstran lainnya coba melakukan hal serupa di markas besar Asosiasi Bank Lebanon, yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi pusat luapan amarah pengunjuk rasa.

Ledakan di Beirut pada Selasa (4/8/2020) dituding akibat kelalaian dan korupsi para elite penguasa Lebanon.

Insiden ini menewaskan merenggut 158 korban jiwa dan melukai 6.000 orang, sedangkan ratusan ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Rakyat Jengah, Sebuah Petisi Mendesak agar Lebanon Diperintah Perancis

Rammah yang menekankan protes itu "tidak melawan satu orang tertentu tetapi terhadap sistem yang menghancurkan negara," mendesak komunitas internasional untuk memboikot pemerintah.

"Kami memanggil semua sekutu Arab kami dan negara sekutu lainnya serta Liga Arab dan PBB, untuk memandang revolusi kami sebagai perwakilan nyata dari rakyat Lebanon," katanya dikutip dari AFP.

Seruannya datang di tengah aktivitas diplomatik yang intens dari negara-negara lain untuk menunjukkan solidaritas dengan Lebanon yang dilanda bencana, dan di malam konferensi donor internasional.

Empat hari berselang sejak insiden, kesedihan berganti dengan kemarahan. Demonstrasi besar ini seakan mengulang memori warga Lebanon ke protes nasional besar-besaran pada Oktober 2019.

Baca juga: Ledakan Beirut, Presiden Lebanon Tolak Penyelidikan Internasional, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com