Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Lebanon Sudah Tahu soal Amonium Nitrat 3 Pekan Sebelum Meledak di Beirut

Kompas.com - 08/08/2020, 11:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

BEIRUT, KOMPAS.com - Presiden Lebanon, Michel Aoun, mengungkapkan dia sudah tahu tentang keberadaan amonium nitrat sekitar tiga pekan sebelum ledakan di Beirut.

Aoun mengaku, dia sudah mendapatkan informasi itu pada 20 Juli, dan mengklaim memerintahkan pejabatnya agar "melakukan apa yang perlu dilakukan".

Amonium nitrat itu sudah berada di sana sejak 2014 sejak disita dari kapal kargo yang berlabuh di pelabuhan Beirut karena masalah teknis.

Baca juga: Presiden Lebanon: Ledakan di Beirut karena Rudal atau Bom

Meski begitu, Presiden Lebanon berusia 85 tahun tersebut menyatakan dia tak punya otoritas untuk menangani bahan kimia itu, dan tak tahu harus menaruhnya di mana.

Awak media kemudian menanyakan apakah harusnya Michel Aoun menindaklanjuti perintahnya. "Anda tahu berapa banyak masalah yang bertumpuk?"tanyanya.

Dia menjawab, setiap pejabat mempunyai pangkat sesuai tanggung jawab masing-masing, dan mereka sudah mendapatkan pemberitahuan yang jelas.

"Ketika Anda merespons sebuah dokumen dengan menyatakan 'lakukan apa yang perlu dilakukan'. Bukankah itu jelas perintah?" ujar dia.

Dalam dokumen yang diungkap, ternyata militer, bea cukai, maupun komisi kehakiman sudah menyuarakan kekhawatiran akan bahan kimia ini selama enam tahun terakhir.

Dilansir Sky News Sabtu (8/8/2020), Aoun menjaba pada 2016 setelah Lebanon dua tahun tanpa presiden, sementara faksi politik saling bersaing.

Baca juga: Eks Kapten Kapal Rhosus yang Bawa 2.750 Ton Amonium Nitrat Kaget Soal Ledakan di Lebanon

Dia menyalahkan pemerintahan terdahulu atas ledakan di Beirut, yang menewaskan lebih dari 150 orang serta melukai sekitar 5.000 lainnya.

"Mereka sudah menyuarakan betapa berbahayanya. Saya bahkan tak tahu seberapa bahaya dan di mana disimpan. Saya tak punya kewenangan menanganinya," kilahnya.

Sejauh ini, tidak ada yang tahu penyebab pasti ledakan. Tapi Aoun menyatakan pemerintah menginvestigasi kemungkinan seperti dihantam roket atau bom.

Pihak berwajib melakukan penahanan terhadap 16 pejabat pelabuhan buntut insiden tersebut, dan menginterogasi puluhan lainnya.

Hassan Koraytemn, kepala pelabuhan Beirut, bersama dengan Kepala Bea Cukai Badri Daher dan pendahulunya merupakan salah satu pejabat yang ditahan.

Publik Beirut melakukan demonstrasi setelah ledakan terjadi, di mana mereka menuding ada permainan korupsi yang berujung kepada insiden itu.

Baca juga: Usai Minta Amonium Nitrat Dipindahkan, Kolonel Ini Tewas Misterius

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com