Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Ledakan Lebanon, Terkuak India Juga Simpan 690 Ton Amonium Nitrat

Kompas.com - 08/08/2020, 08:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

CHENNAI, KOMPAS.com - Hampir 700 ton amonium nitrat tersimpan di pelabuhan India sejak 2015, menurut keterangan para pihak berwenang.

Amonium nitrat merupakan zat yang biasa digunakan membuat pupuk atau sebagai bahan peledak, dan menjadi penyebab ledakan besar di Lebanon.

Lebih dari 150 orang tewas dan 5.000 lainnya luka-luka akibat 2.750 ton amonium nitrat yang meledak, setelah disimpan selama 6-7 tahun di pelabuhan Beirut.

Baca juga: Eks Kapten Kapal Rhosus yang Bawa 2.750 Ton Amonium Nitrat Kaget Soal Ledakan di Lebanon

Usai insiden tersebut, otoritas India kemudian memerintahkan peninjauan semua bahan yang berpotensi menimbulkan bahaya di pelabuhannya.

Mereka kemudian diberitahu ada 690 ton amonium nitrat di Chennai, India selatan.

Sebanyak 37 kontainter bahan kimia itu diimpor dari Korea Selatan pada 2015 oleh sebuah perusahaan India.

Amonium nitrat itu ditujukan untuk membuat pupuk, tapi kemudian disita karena ditemukan berkadar bahan peledak.

Baca juga: Ledakan Lebanon, Pakar Khawatir 170 Situs Berisi Amonium Nitrat di Australia

Departemen Bea Cukai setempat pada Kamis (6/8/2020) coba meredakan ketegangan.

Menurut mereka, bahan kimia tersebut tidak menimbulkan bahaya dan proses lelang untuk menjualnya sedang berlangsung.

"Bahan kimia sitaan disimpan dengan aman di kargo, dan keamanan publik dijamin dengan mempertimbangkan sifat berbahaya dari zat tersebut," ujarnya dalam pernyataan yang dikutip AFP.

Baca juga: Usai Minta Amonium Nitrat Dipindahkan, Kolonel Ini Tewas Misterius

Amonium nitrat adalah garam kristal tak berbau, yang telah menjadi penyebab berbagai ledakan dahsyat di dunia industri selama puluhan tahun.

Jika dikombinasikan dengan bahan bakar minyak (BBM), zat ini dapat menjadi bahan peledak yang banyak dipakai industri konstruksi.

Selain itu juga bisa digunakan sebagai material bom rakitan, seperti dalam serangan Kota OKlahoma 1995.

Baca juga: Sebelum Beirut Lebanon, Amonium Nitrat Juga Meledak Dahsyat di 4 Kota Ini

AFP melaporkan, banyak negara di Uni Eropa mencampur amonium nitrat dengan kalsium karbonat untuk membuat senyawa yang lebih aman.

Bencana industri sering terjadi di India. Pada Mei contohnya, gas stirena bocor dari sebuah pabrik di selatan yang menewaskan 15 orang.

Jauh sebelumnya pada 1984, metil isosianat beracun bocor dari pabrik pestisida di Bhopal yang merenggut 3.500 korban jiwa, lalu bertambah beribu-ribu lainnya di tahun-tahun berikutnya.

Itu merupakan salah satu bencana industri terburuk dalam sejarah "Negeri Bollywood".

Baca juga: Amonium Nitrat Diduga Tak Hanya Jadi Penyebab Ledakan di Beirut, Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com