Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres, Ayah Ini Tega Cambuk Anaknya yang Masih Balita

Kompas.com - 07/08/2020, 20:26 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Seorang pria berusia 33 tahun di Singapura (tidak disebutkan  namanya dengan alasan melindungi identitas anak) dijatuhi hukuman penjara 9 bulan atas perbuatan keji yang dilakukannya.

Dia mengaku bersalah telah mencambuk anaknya yang masih balita itu setiap 2 minggu sekali. Perbuatannya telah dilakukan sejak Maret sampai Agustus 2018 lalu.

Pria itu kerap mencambuk putranya yang masih kecil itu setiap 2 minggu sekali termasuk jika bayi itu 'mengotori' popoknya.

Baca juga: Ibu Ini Tega Membiarkan Ketiga Anaknya Mengalami Kekerasan Seksual oleh Banyak Pria

Melansir Straits Times, pria itu bekerja sebagai koordinator logistik. Dia kerap mencambuki putranya jika sedang merasa stres, ujar Wakil Jaksa Penuntut Umum (DPP) Rashvinpal Kaur Dhaliwal di Pengadilan pada Jumat (7/8/2020).

DPP Kaur juga mengatakan, sebelum Maret 2018, kedua orangtua balita itu bekerja dan tidak mampu membiayai perawatan bayi secara profesional.

Balita yang kerap disiksa itu sebelumnya tinggal di bawah asuhan teman neneknya dari pihak ibu. Namun, kedua orangtuanya membawanya kembali untuk tinggal bersama mereka di sebuah flat di Bedok Selatan pada Maret 2018.

Baca juga: Ayah Bunuh 2 Anak Balitanya karena Tak Sanggup Tanggung Biaya Hidup

DPP Kaur menambahkan, "Antara Maret dan Juni 2018, setiap kali korban menolak mematuhi instruksi terdakwa atau melakukan perbuatan salah, terdakwa akan marah dan mencambuk korban di bagian telapak tangannya."

"Sejak Juni 2018 dan seterusnya, terdakwa mulai mencambuk korban di lengan, kaki dan punggungnya. Selama pencambukan, korban kadang-kadang bergerak, mengakibatkan tongkat mengenai dada dan bagian depan badan korban."

Pengadilan mendengar bahwa kekerasan itu terungkap setelah balita dan orangtuanya itu pergi ke rumah nenek dari pihak ibu pada Juni 2018. Sang nenek pun menemukan banyak bekas luka cambuk di anggota tubuh balita itu.

Baca juga: Fakta Ayah Bunuh Anak Gadisnya dan Sandera 2 Warga, Malu Korban Berhubungan Badan di Luar Nikah

Spontan sang nenek menanyakan pada putrinya yang berusia 27 tahun. Perempuan itu menjawab bahwa anaknya dicambuk suaminya sehingga terluka sedemikian rupa.

Pada 26 Agustus 2018, sang nenek kembali menemukan luka cambuk pada tubuh balita itu. Dia kemudian mengunjungi rumah anaknya 2 hari kemudian dan bermaksud membawa cucunya ke dokter namun dilarang anaknya sendiri.

Pada hari itu juga, sang nenek akhirnya melapor kepada polisi sekitar pukul 4.30 sore. Balita itu pun pada akhirnya dibawa ke Rumah Sakit KK untuk Wanita dan Anak-anak pada 29 Agustus 2018.

Baca juga: Suami Kerja di Bali, Ibu Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkan, Mayatnya Disimpan di Lemari

Dari pemeriksaan, sebuah laporan medis menunjukkan bahwa benar balita itu kerap mendapatkan kekerasan fisik berupa cambukan di bagian lengan, dada dan punggung.

Ada pun luka cambukan tersebut diketahui sepanjang antara 1 sentimeter sampai 10 sentimeter.

Jaminan pelaku alias sang ayah dari balita itu sebesar 15.000 dollar Singapura (sekitar 160 juta Rupiah) dan dia diminta untuk menyerahkan diri ke Pengadilan Negeri pada 20 Agustus mendatang untuk memulai masa tahanannya.

Siapa pun yang dihukum karena kekerasan terhadap anak dapat dipenjara sampai empat tahun lamanya dengan denda maksimum 4.000 dollar Singapura (sekitar 42,7 juta Rupiah).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com