Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 12 Tahun Operasi, Perempuan Pertama Penerima Transplantasi Wajah Dikabarkan Meninggal

Kompas.com - 02/08/2020, 01:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

COLUMBUS, KOMPAS.com - Connie Culp, perempuan pertama asal Amerika Serikat (AS) yang menerima transplantasi wajah, dikabarkan meninggal dunia di usia 57 tahun, pada Kamis (30/7/2020).

Melansir News pada Sabtu (1/8/2020), penyebab kematian dari perempuan yang 12 tahun menerima transplanstasi wajah ini belum diketahui, tapi kabar kematiannya telah dikonfirmasi oleh Cleveland Clinic, Institut Kulit dan Bedah Plastik, yang menangani prosedur bedah wajahnya.

Baca juga: Sukses Jalani Operasi, Raja Salman Keluar dari Rumah Sakit

"Connie adalah wanita yang sangat berani, bersemangat, dan inspirasi bagi banyak orang," kata Ketua Institut Kulit dan Bedah Plastik, Dr. Frank Papay, yang terkesan dengan sosok Culp.

“Kekuatannya terbukti dengan dia adalah pasien transplantasi wajah yang paling lama hidup. Dia adalah perintis hebat dan keputusannya untuk menjalani prosedur yang kadang-kadang menakutkan adalah kelebihannya," ujarnya.

Baca juga: Raja Salman Sukses Operasi Pengangkatan Kandung Empedu

Connie Culp menerima transplantasi wajah baru dari seorang wanita yang meninggal pada 2008, setelah suaminya, Thomas Culp, menembak wajahnya sebelum mencoba bunuh diri.

Keduanya selamat dari peristiwa percobaan pembunuhan itu. Thomas dikirim ke penjara selama tujuh tahun untuk mempertanggungjawabkan tindakannya.

Baca juga: Tak Ada Tanda Kim Jong Un Lakukan Operasi Jantung

Sementara, Culp saat itu mengalami kerusakan hidung, pipi, atap mulut dan matanya.

Connie bertahan dengan 30 kali operasi yang dilakukan oleh para ahli bedah plastik di Cleveland Clinic untuk menghilangkan ratusan slongsong senapan dan serpihan tulang dari wajahnya.

Baca juga: Korea Selatan Tidak Yakin Kim Jong Un Jalani Operasi

Biaya operasi yang dilakukannya, meliputi merekonstruksi 80 persen wajahnya dengan menggunakan tulang, otot, saraf, kulit dan pembuluh darah dari seorang wanita yang meninggal. Biaya yang keluar diperkirakan mencapai 400.000 dollar AS (Rp 5,9 miliar).

Sebagian besar biaya itu ditanggung oleh klinik, karena operasi adalah eksperimental.

Setelah pemulihannya yang berat, Culp menjadi bahan perbincangan tentang kekerasan dalam rumah tangga.

Baca juga: Kematian Pelukis Raphael pada 1520 karena Virus Corona?

"Saya pernah bertemu mungkin sepuluh wanita yang benar-benar ditodongkan pistol ke arah mereka," kata Culp kepada The Plain Dealer dalam wawancara tahun 2019.

"Satu-satunya perbedaan adalah pistol itu tidak dimuat. Saya berkata. Mungkin lain kali. Saya tidak pernah berpikir dia akan melakukan itu kepada saya. Dan lihatlah keberadaan saya. Saya hanya beruntung ada yang bisa memperbaiki (wajah) saya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com