Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politikus dan Anti-masker Herman Cain Meninggal karena Covid-19

Kompas.com - 31/07/2020, 17:22 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Mantan kandidat persiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Herman Cain, meninggal dunia pada Kamis (30/7/2020).

Dia meninggal pada usia 74 tahun setelah dirawat di rumah sakit karena virus corona sebagaimana dilansir dari The National Interest, Kamis (30/7/2020).

"Herman Cain adalah bos kami, teman kami, seperti ayah bagi dari kami, telah meninggal dunia," tulis editor situs web HermanCain.com, Dan Calabrese.

Calabrese mengatakan ketika Cain dibawa ke rumah sakit karena positif terinfeksi virus corona, bawahnnya menduga Cain akan mengalami pertarungan sengit untuk kehidupannya.

“Dia mengalami kesulitan bernapas dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Kami semua berdoa bahwa obat-obatan yang mereka berikan akan membuat napasnya kembali normal. Tetapi hal itu tidak terjadi,” kata Calabrese.

Baca juga: Dua Kali Terlihat Memakai Masker, Trump Harap Vaksin Corona Siap Akhir Tahun Ini

Cain dirawat di rumah sakit di Atlanta pada awal Juli. Sebelum dirawat dia sempat menghadiri kampanye Presiden AS Donald Trump di Tulsa, Oklahoma tanpa memakai masker.

Dia dikenal sangat vokal terhadap penentangan pemakaian masker terutama saat acara peringatan kemerdekaan AS di Mount Rushmore.

Kendati demikian, tidak diketahui secara pasti kapan Cain terjangkit virus corona karena jadwalnya yang sangat padat.

Sejumlah staf kampanye Trump dan agen Dinas Rahasia AS melakukan karantina mandiri setelah kampanye Trump di Tulsa.

Cain tercatat menjabat sebagai mantan CEO Godfather's Pizza lalu memasuki dunia politik pada 1996. Saat itu dia menjabat sebagai penasihat senior untuk kampanye kandidat calon presiden AS Bob Dole.

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Presiden Brasil Sapa Pendukung Tanpa Masker

Dia juga aktif dalam dunia kebijakan publik di mana dia adalah mantan Ketua Federal Reserve Bank di Kansas City, Missouri.

Sebelumnya Cain juga didiagnosis mengidap kanker usus besar stadium empat pada 2006. Tetapi Cain selamat setelah menjalani kemoterapi.

"Meskipun pada dasarnya dia cukup sehat beberapa tahun terakhir, dia termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggi karena sejarahnya dengan kanker," kata Calabrese.

Mantan anggota staf Cain, Ellen Carmichael, menulis di akun Twitter-nya bahwa dia merasa sangat sedih ketika mendengar kematian mendiang mantan bosnya tersebut.

Cain adalah pendukung Trump yang rajin dan menjabat sebagai ketua bersama Black Voices for Trump.

Baca juga: Pasangan Ini Memakai Masker Berlogo Nazi saat Berbelanja, Pelanggan Lain Protes

Trump sebenarnya ingin mencalonkannya sebagai Dewan Federal Reserve, tetapi Cain keluar setelah menerima serangan balik dari anggota parlemen Republik.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, juga menulis di akun Twitternya bahwa Cain adalah wujud dari American Dream dan mewakili semangat terbaik dari AS.

“Hati kami berduka untuk orang-orang yang dikasihinya, dan mereka akan tetap dalam doa kami saat ini. Kami tidak akan pernah melupakannya,” tulis McEnany.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com