Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Mahathir Mohamad atas Terbukanya Kasus 1MDB yang Menjerat Najib Razak

Kompas.com - 28/07/2020, 14:29 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak pada Selasa (28/7/2020) telah dinyatakan bersalah dalam pengadilan korupsi pertama terkait skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Najib menghadapi tujuh dakwaan terkait dengan pelanggaran kepercayaan, pencucian uang dan penyalahgunaan kekuasaan dalam persidangan tersebut.

Dia terancam dipenjara hingga 20 tahun dan denda karena penyalahgunaan kekuasaan, 20 tahun penjara, cambukan, dan denda atas tiga CBT.

Kemudian hukuman hingga 15 tahun kurungan badan dan denda atas dakwaan pencucian uang, seperti diberitakan Kompas sebelumnya. 

Skandal 1MDB mencuat sejak 2015 di bawah pemerintahan Najib, tapi penyelidikan hanya untuk mengamankan nama Najib, menurut laporan Asian News Network pada 31 Mei 2018 silam.

Baca juga: Kronologi Eks PM Malaysia Najib Razak Tersandung Skandal Korupsi 1MDB

Kemudian, berkat Mahathir Mohamad penyelidikan kasus tersebut dibuka kembali sesuai janji politiknya, pada 2019. 

Pada 18 Mei, polisi menggerebek apartemen mewah milik Najib, menyita 284 tas mewah, 37 tas penuh dengan jam tangan dan perhiasan, dan 35 tas uang tunai kemudian ditemukan bernilai sekitar 114 juta ringgit Malaysia, The Straits Times melaporkan.

Najib mengelak berbagai tuduhan dengan mengklaim barang-barang itu adalah hadiah dari teman dan sumbangan uang tunai untuk kampanyenya.

Disusul dengan fakta yang diumumkan Mahathir bahwa utang negara telah mencapai 1 triliun ringgit, jauh lebih tinggi daripada angka yang diajukan oleh pemerintahan Najib Razak.

Pengungkapan mengejutkan tersebut menyebabkan saham Malaysia jatuh, dan Najib mengkritik menteri keuangan dan perdana menteri karena membuat pernyataan yang "mengkhawatirkan dan membingungkan" dalam posting Facebooknya pada 23 Mei.

Baca juga: Mantan PM Malaysia Najib Razak Diputus Bersalah atas 7 Dakwaan di Skandal 1MDB

Mahathir bergerak cepat dengan pembentukan pemerintahan barunya pada saat itu, ia menunjuk tiga menteri utama dan membuka kembali penyelidikan atas skandal miliaran dollar dalam dana investasi negara.

Dia membuat komentar beberapa jam setelah otoritas imigrasi melarang Najib Razak meninggalkan Malaysia untuk proses penyelidikan mendalam.

Perhatian Mahathir terhadap kasus 1MDB sudah berlangsung sejak masa kampanye pemilihan pada 2018. Berulang kali Mahathir menyebut pesaingnya, Najib, sebagai "pencuri", menurut laporan Bangkok Post pada 12 Mei 2020. 

Mahathir menginstruksikan auditor jenderal untuk menghapus segala batasan dalam mempublikasikan rincian laporan dari investigasi lokal terkait 1MDB, dan mengganti jaksa agung yang membantu Najib mengamankan namanya dalam penyelidikan.

Semenjak saat itu, ketegangan terjadi di antara keduanya.

Baca juga: Anwar Ibrahim Merasa Ditipu Mahathir Mohamad soal Suksesi PM Malaysia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com