Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana TikTok Bisa Terjebak di Pusaran Konflik AS-China?

Kompas.com - 21/07/2020, 17:52 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Pada 2018, Bytedance mengakuisisi Muiscal.ly dan melebur aplikasi itu ke dalam operasi TikTok.

ByteDance telah berusaha untuk menjauhkan aplikasi dari kepemilikan China, menunjuk mantan eksekutif senior Disney Kevin Mayer sebagai Chief Executive TikTok.

Baca juga: AS Sambut Baik Keputusan India Larang Aplikasi TikTok

Berapa banyak data yang dikumpulkan TikTok?

TikTok mengumpulkan data dari penggunanya yang sangat besar, termasuk:

  • Video yang dilihat dan dikomentari
  • Data lokasi pengguna
  • Model ponsel dan sistem operasi yang digunakan pengguna
  • Irama yang diperlihatkan orang saat mereka mengetik

Beberapa pengumpulan data aplikasi membuat banyak orang heran, termasuk pengungkapan baru-baru ini bahwa aplikasi itu secara teratur membaca clipboard penggunanya.

Tetapi hal ini juga ditemukan pada puluhan aplikasi lain termasuk Reddit, LinkedIn, New York Times, dan aplikasi BBC News, dan tampaknya tidak ada sesuatu yang jahat terjadi.

Sebagian besar koleksi umum TikTok dapat dibandingkan dengan jejaring sosial lain yang haus data seperti Facebook. Namun, Kantor Komisi Informasi Inggris - pengawas privasi - saat ini sedang menyelidiki aplikasi tersebut.

Baca juga: Tiktok Diblokir di India, Bagaimana Nasib Kreatornya?

Mungkinkah China menggunakan TikTok untuk memata-matai publik?

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mencurigai pengguna TikTok berisiko datanya berakhir "di tangan Partai Komunis China".

TikTok berulang kali berkukuh bahwa data yang dikumpulkan dan disimpan di luar China.

"Saran bahwa kita dengan cara apa pun berada di bawah tangan pemerintah China adalah sepenuhnya dan benar-benar salah," Theo Bertram, kepala kebijakan publik TikTok untuk Eropa, Timur Tengah dan Afrika, mengatakan kepada BBC.

Tampilan aplikasi TikTok.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Tampilan aplikasi TikTok.
Bagaimanapun, seperti halnya Huawei, argumen terhadap TikTok tampaknya berdasar pada teori kemungkinan bahwa pemerintah China memaksa ByteDance untuk menyerahkan data pengguna asingnya.

Undang-undang Keamanan Nasional di China pada 2017 memaksa semua organisasi dan penduduk China untuk "mendukung dan bekerja sama dengan operasi intelijen pemerintah".

Bertram mengatakan, jika TikTok didekati oleh pemerintah China, "Kami sudah pasti akan mengatakan tidak pada permintaan data tersebut".

Akan tetapi, ByteDance akan berhati-hati dengan konsekuensi telah membuat Partai Komunis tidak senang.

Baca juga: Diblokir India karena Dituduh Sebar Data Pengguna ke China, TikTok Buka Suara

Aplikasi berita daring Toutiao tidak dapat beroperasi selama 24 jam pada 2017, menurut South China Morning Post, setelah Kantor Informasi Internet Beijing mengatakan platform itu telah menyebarkan "konten porno dan vulgar".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com