Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Lawas Zaman Perang Dunia I Muncul Lagi di Amerika Serikat

Kompas.com - 21/07/2020, 16:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

DENVER, KOMPAS.com - Sebuah penyakit lawas dari zaman Perang Dunia I kembali muncul di Denver, Negara Bagian Colorado, Amerika Serikat (AS).

Demam parit, nama penyakit langka itu, dulu ditularkan oleh kutu di tubuh para prajurit Perang Dunia I.

Lalu kasus ketiga demam parit tahun ini dikonformasi oleh Michelle Barron, direktur medis pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Universitas UC Health Colorado.

Baca juga: G4, Flu Babi Jenis Baru yang Muncul di China dan Bisa Jadi Pandemi

"Dua (kasus) selalu menjadi wabah, dan kemudian ketika kami menemukan yang ketiga, oke kita jelas sedang mengalami sesuatu," ucap Barron dikutip dari The Daily Beast Senin (20/7/2020).

Barron melanjutkan, dia belum pernah melihat kasus itu selama 20 tahun.

Ia lalu menghubungi pejabat kesehatan masyarakat Colorado, yang kemudian mengeluarkan peringatan pada Kamis (16/7/2020).

Peringatan dikeluarkan setelah dugaan kasus keempat telah diidentifikasi, dan para dokter diminta untuk mewaspadai kasus-kasus lainnya.

Baca juga: Kenapa Virus G4 Flu Babi Baru Berpotensi Jadi Pandemi? Ini 7 Alasannya

Demam parit ditandai oleh demam berulang, nyeri tulang (terutama di tulang kering), sakit kepala, mual, muntah, dan perasaan gelisah.

Beberapa dari mereka yang terinfeksi dapat mengalami lesi kulit, atau infeksi katup jantung yang berisiko kematian.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bartonella quintana, kerabat dekat serangga yang juga menyebabkan demam kucing.

Serangga tersebut dapat masuk ke tubuh melalui luka gores di kulit, mata, atau hidung.

Baca juga: Kasus Baru Wabah Pes Muncul di Mongolia, China Langsung Siaga 3

Biasanya demam parit banyak terjadi di kalangan tunawisma atau yang hidup di lingkungan kumuh.

Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh buruk juga berisiko tertular.

Keempat kasus yang terjadi di Colorado terjadi terpisah selama berbulan-bulan. Para pasien juga tampaknya tak memiliki hubungan tunawisma di Denver.

Baca juga: Waspada, Kasus Wabah Pes Mulai Ditemukan di Tupai

Barron melanjutkan, gejala demam parit biasanya terlewatkan dalam diagnosis. Para pasien sering memiliki masalah kesehatan lain dengan gejala, dan dokter lebih condong mengobati penyakit yang lebih umum itu.

Para dokter biasanya akan mengobati gejala penyakit seperti demam parit dengan antibiotik.

Jika pasien sembuh mungkin tak ada tes yang dilakukan untuk menentukan organisme penyebab penyakit, urai Dr Kristy Murray spesialis penyakit menular di Baylor College of Medicine dan Texas Children's Hospital Houston.

Baca juga: Hidup 112 Tahun, Kakek Ini Alami Wabah Flu Spanyol, 2 Perang Dunia, dan Wabah Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com