Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Covid-19 Buat 265 Juta Penduduk Dunia Terancam Kelaparan

Kompas.com - 17/07/2020, 18:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber ABCNews

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan 265 juta orang dari penduduk dunia dapat terancam kelaparan pada akhir 2020 akibat pandemi virus corona.

Prediksi tersebut adalah jumlah orang kelaparan yang lebih besar sejak 1990, dan bisa dicegah jika tindakan cepat diambil untuk mengatasinya.

Kepala Urusan Kemanusiaan dan Bantuan Darurat PBB Mark Lowcock memberikan pernyataan mengejutkan pada Kamis (16/7/2020), bahwa dibutuhkan 10,3 miliar dollar AS (Rp 151,3 triliun) untuk mencegah kelaparan yang melanda akibat pandemi virus corona.

Besarnya dana tersebut akibat timbulnya resisi ekonomi global dan pengalihan dana ke aspek kesehatan.

"Pesan saya untuk G-20 adalah tingkatkan sekarang investasi yang relatif sederhana, kita dapat mencegah yang terburuk, termasuk ekspor masalah terburuk dari negara-negara yang paling rapuh," kata Lowcock, seperti yang dilansir dari ABC News pada Jumat (17/7/2020), yang mana pesannya merujuk kepada negara kelompok ekonomi terbesar di dunia.

Baca juga: Cegah Gelombang Kedua Covid-19, Jerman Akan Terapkan Lockdown Baru

PBB meluncurkan Rencana Respons Kemanusiaan Global pada Maret, tetapi gagal mencapai tujuan pendanaan. Saat itu dana yang terkumpul hanya 1,7 miliar dollar AS (Rp 24,97 triliun).

Inisiatif PBB tersebut menargetkan 63 negara yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan karena Covid-19 dan lockdown, yang saat ini mulai bertambah besar dampaknya.

"Kegagalan untuk bertindak cepat sekarang ini, akan membuat virus corona bebas menyerang dunia, dengan membatalkan pembangunan selama puluhan tahun dan menciptakan masalah generasi yang tragis dan masalah yang dapat diekspor," kata Lowcock.

Baca juga: Jumlah Kasus Covid-19 Mendekati 1 Juta, India Lockdown Lagi

Lowcock mengatakan kepada ABC News, dia berharap Amerika Serikat (AS) dapat membantu sekitar 30 persen dari angka 10,3 miliar dollar AS (Rp 151,3 triliun).

Sejauh ini, AS telah mengumumkan bahwa akan mengalokasikan dana sebesar 1,5 miliar dollar AS (Rp 22,041 triliun) untuk bantuan internasional, meskipun tidak semua dana tersebut diberikan kepada kelompok-kelompok bantuan dan lembaga internasional yang dikelola Lowcock.

Meskipun pandemi virus corona masih terus memburuk di AS, yang saat ini masih memimpin di peringkat 1 sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak, tapi Lowcock menilai AS masih "tetap bangsa yang sangat diperlukan" untuk pendanaan bantuan internasional.

Baca juga: AS, Inggris, Kanada Ramai-ramai Tuduh Rusia Retas Data Vaksin Covid-19

"(Berjalannya pendanaan itu) hanya ketika ada kepemimpinan AS dan mobilisasi orang lain, bahwa ada respons global yang sangat efektif," kata Lowcock.

Ia kemudian juga berpesan, "Tidak seorang pun, termasuk orang AS, yang akan aman dari virus corona ini sampai semua orang aman dari itu (kelaparan)."

Namun, dengan adanya kekurangan peralatan perlindungan diri dan pengujian terhadap Covid-19 yang tidak memadai, beberapa orang mengatakan AS perlu fokus pada pandemi di dalam negerinya sendiri.

Baca juga: Keluarkan Tes Covid-19 Palsu, Pemilik RS di Bangladesh Dibekuk Polisi

Sejauh ini, hanya 0,1 persen dari semua dana darurat AS yang masuk ke kantong bantuan internasional, tetapi sekarang ada momentum untuk angka itu bertambah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com