Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Jadi Presiden AS, Trump Membuat 20.000 Klaim Palsu dan Menyesatkan

Kompas.com - 14/07/2020, 07:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS, Donald Trump, dilaporkan membuat 20.000 klaim palsu dan menyesatkan selama menjabat sejak 2017.

Data itu dipaparkan harian The Washington Post melalui kolom Fact Checker, di mana kabar itu disampaikan sebagai "tsunami kebohongan".

Dalam laporan The Post, Trump disebut mencapai "tonggak bersejarah" itu pada 9 Juli, di mana dia membuat 62 klaim palsu dan menyesatkan.

Baca juga: Trump Pakai Masker di Muka Umum, 3 Bulan Setelah Diimbau Pakar Kesehatan

Sekitar setengah dari pernyataan itu disampaikan dalam wawancara dengan pembawa aara Fox News, Sean Hannity, dilaporkan The Guardian Senin (13/7/2020).

Di antara pernyataan yang dibawakan adalah "dukungan luar biasa" bagi warga Afro-Amerika, dan tuduhan bahwa Barack Obama dan Joe Biden mengintainya pada Pilpres AS 2016.

The Post awalnya membuat basis data dalam 100 hari pertama Trump, yang kemudian berlanjut di mana setiap klaim sang presiden dicatat.

Dalam 100 hari pertama presiden 75 tahun itu menjabat, terdapat 492 keterangan palsu, yang berarti dia membuat lima pernyataan tak benar setiap harinya.

Sejak saat itu, situs pemantau fakta itu memberitakan "tsunami kebohongan terus datang dan semakin membesar setiap saatnya".

"Ide bahwa Trump akan mencapai 20.000 klaim sebelum jabatannya berakhir nampak menggelikan ketika Cek Fakta ini dibentuk," tulis Glenn Kessler, editor sekaligus penulis utama, Salvador Rizzo, dan Meg Kelly.

Pernyataan yang dianggap sesat itu semakin meningkat dalam 14 bulan terakhir, di mana presiden ke-45 AS tersebut menghadapi serangkaian isu.

Baca juga: Kunjungi RS Militer, Trump Pakai Masker untuk Pertama Kalinya

Dimulai dari pemakzulan dirinya oleh oposisi Demokrat, penanganan virus corona, hingga aksi protes menyikapi kematian pria kuit hitam bernama George Floyd.

Cek Fakta The Post mencatat, selama lebih dari satu tahun itu Trump membuat setidaknya 23 keterangan yang dianggap palsu setiap harinya.

Tercatat, suami Melania itu mengucapkan 1.200 keterangan palsu dan sesat mengenai wabah, terutama mengenai kemampuan tes AS.

Selama ini, dia selalu membanggakan masifnya tes dari AS. Tapi, pakar menerangkan pengujian belum sebanding dengan tingkat penyebarannya.

Para penulis Cek Fakta menuturkan, salah satu pernyataan paling sesat yang disampaikan adalah dia menyebut ekonomi AS mencapai titik terbaiknya.

Baca juga: Trump Sebut Joe Biden Plagiat Rencana Program Ekonominya

Para ilmuwan politik secara umum menyepakati ekonomi yang kuat menjadi sasaran yang dicapai Trump agar terpilih lagi pada Pilpres AS 2020.

Sang presiden awalnya mengatakan bahwa ekonomi Negeri "Uncle Sam" mencapai puncaknya pada Juni 2018, dan sejak saat itu, menjadi "salah satu kata favorit".

Tetapi dampaknya, Trump "terpaksa mengadaptasi (pesan) di tengah masa sulit, bahkan menambahkan beberapa kata agar lebih fantastis.

Setiap dia menyatakan bahwa dia membawa ekonomi AS meroket sepanjang sejarah, dia kemudian mengklaim memperoleh "ekonomi tertinggi di dunia".

Baca juga: Trump Mengonfirmasi AS Luncurkan Serangan Siber terhadap Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com