Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keponakan Presiden Trump Sebut Pamannya Berbohong dan Narsistik

Kompas.com - 08/07/2020, 16:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Keponakan Presiden AS Donald Trump menyatakan, sang paman adalah sosok pembohong dan narsistik yang tumbuh besar dengan ayah yang dominan.

Klaim itu disampaikan oleh Mary Trump dalam bukunya, Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man.

Memoir itu sudah mendapat tanggapan dari Gedung Putih, yang menyerang Mary dengan menyatakan bahwa buku itu "berisi kesalahan".

Baca juga: Di Tengah Covid-19, Trump Bawa AS Mundur dari WHO

Buku itu rencananya bakal terbit pada 14 Juli, dan sudah menjadi best seller di Amazon dengan ada upaya untuk menjegal penerbitannya.

Mary, yang merupakan psikolog klinis, menulis bahwa sang paman, Donald Trump, menganggap "berbohong merupakan jalan hidupnya".

Seperti dikutip The New York Times via AFP Rabu (8/7/2020), sang keponakan menuding pamannya itu "angkuh dan sengaja tak tahu" saat muda.

Mary mengklaim bahwa Trump membayar seseorang untuk mengerjakan soal SAT-nya, sehingga dia masuk ke Sekolah Bisnis Wharton, Universitas Pennsylvania yang prestisius.

The Times tidak menjabarkan bagaimana Mary bisa mengetahui fakta tersebut, dan membuat Gedung Putih angka bicara memberi sanggahan.

"Tuduhan mengenai SAT yang absurd itu jelas tidak benar sama sekali," jelas Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Matthews.

Sementara The Washington Post memberitakan, buku itu mengungkapkan sang presiden adalah produk dari ayahnya yang "sosiopat", Fred Trump.

Dikatakan Fred Trump menciptakan suasana rumah yang traumatis dan penuh dengan penyiksaan, sehingga jajarannya bersuara.

Baca juga: Trump Sesumbar Vaksin Covid-19 Siap Akhir Tahun, Ini Kata Pakar

"(Presiden) menegaskan bahwa ayahnya adalah sosok penuh cinta, dan tidak bersikap keras kepadanya ketika kecil," tegas Matthews.

Adik Trump, Robert, berusha untuk memblokir publikasi buku tersebut dengan menuding Mary sudah melanggar perjanjian pada 2011.

Perjanjian tersebut mewajibkan Mary untuk tidak mengungkapkan apa pun mengenai keluarganya setelah mendapat warisan dari kakeknya,

Tapi pekan lalu, Pengadilan New York meloloskan Simon & Schuster selaku penerbit untuk memprosesnya, karena buku itu "tak terikat dengan perjanjian mana pun".

Mary merupakan putri dari Fred Trump Jr, kakak sang presiden, yang meninggal pada 1981 yang berkaitan dengan kecanduan alkohol.

Berdasarkan pemberitaan The Times, dia menulis pamannya itu memenuhi segala kriteria klinis untuk disebut sebagai sosok yang narsistik.

Buku itu bakal menjadi serangan terbaru yang diterima presiden setelah mantan penasihat keamanan nasionalnya, John Bolton, juga sudah merilis buku.

Baca juga: Pengusaha AS Desak Trump Realisasi Perjanjian Dagang dengan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com