Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebar Propaganda hingga Teori Konspirasi, Inggris Waspadai Ekstremisme

Kompas.com - 09/07/2020, 21:40 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Sky News

LONDON, KOMPAS.com - Kepala Komisi Penanggulangan Ekstremisme Inggris, Sara Khan, memperingatkan dampak propaganda paham ekstrem dan disinformasi tak dapat dianggap remeh.

Dia mengatakan kelompok ekstrem kanan mau pun kelompok ekstrem kiri telah banyak menyebarkan berita palsu sebagaimana dilansir dari Sky News, Kamis (9/9/2020).

Khan menambahkan mereka dengan penuh kebencian menggunakan narasi yang memecah belah, xenofobia, dan rasis untuk menabur perpecahan dan merusak tatanan negara Inggris.

Dia melaporkan Inggris sangat perlu berinvestasi dalam pekerjaan kontra-ekstremisme untuk menekan kelompok ini.

Mereka akan berusaha memanfaatkan dampak sosial dan ekonomi dari wabah Covid-19 untuk menyebabkan ketidakstabilan jangka panjang dan menebar perpecahan di Inggris.

Baca juga: Kelompok Ekstrem Sayap Kanan di Australia Sebarkan Isu Anti-China di Tengah Pandemi Covid-19

Khan berujar kebijakan pemerintah Inggris saat ini perlu diperbaiki agar semakin kuat dalam menangani ekstremisme.

Pada Juni, Khan merilis tinjauan hukum karena khawatir kelompok ekstremis mencoba mencari celah dalam undang-undang (UU) untuk menabur bibit perpecahan.

Dia menambahkan pandemi ini tidak membuat kelompok ekstremis berhenti untuk menyebarkan ideologi mereka.

"Sebaliknya, mereka sepenuhnya mengeksploitasi karantina untuk mempromosikan teori konspirasi dan disinformasi berbahaya, terutama promosi melalui daring," ujar Khan.

"Kami telah melihat bagaimana para ekstremis membahas teori konspirasi 5G di media sosial. Pada April, 50 tiang 5G menjadi sasaran pembakaran dan vandalisme di Inggris," lanjut Khan.

Baca juga: Diracuni Ekstremis Sayap Kanan, Jerman Berniat Bubarkan Sebagian Pasukan Elite

Pada Mei, anggota parlemen mendapat laporan bahwa kejahatan rasial terhadap orang-orang Asia Selatan dan Asia Timur telah meningkat sebesar 21% selama pandemi.

Sebuah penelitian melaporkan bahwa berita palsu dibagikan ribuan kali secara daring.

Selain itu ebih dari 90 persen misinformasi tidak ditindaklanjuti oleh perusahaan media sosial setelah sukarelawan melaporkannya.

Mantan kepala penanggulangan terorisme, Sir Mark Rowley, akan memimpin sebuah penyelidikan untuk memeriksa apakah UU yang ada cukup menangani ekstremisme di Inggris.

Baca juga: PM Inggris Sebut Protes Anti Rasisme di Inggris Dibajak Ekstremis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com