Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Diracuni" Ekstremis Sayap Kanan, Jerman Berniat Bubarkan Sebagian Pasukan Elite

Kompas.com - 02/07/2020, 11:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

BERLIN, KOMPAS.com - Menteri pertahanan Jerman mengatakan, dirinya telah memerintahkan pembubaran sebagian pasukan elite komando, KSK, yang terus dikecam atas pengaruh ekstremisme sayap kanan di jajarannya.

Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan kepada sebuah surat kabar bahwa sebagian pasukan KSK bertindak sendiri, lepas dari rantai komando militer Jerman.

Pada Mei lalu, polisi Jerman menyita bahan peledak dan senjata di rumah seorang prajurit KSK.

Baca juga: Ekstremisme Kanan Nazi Muncul di Tubuh Tentara Jerman

Kemudian pada Januari silam, intelijen militer mengatakan ada hampir 600 tersangka pendukung sayap kanan di angkatan darat tahun lalu.

Mereka juga mengatakan KSK (Pasukan Komando Khusus) merupakan masalah khusus, lantaran ada 20 anggotanya dicurigai sebagai ekstremis sayap kanan.

KSK telah "menjadi sebagian independen" dari rantai komando, dengan "budaya kepemimpinan yang beracun", kata Kramp-Karrenbauer kepada surat kabar Sueddeutsche Zeitung.

Kramp-Karrenbauer telah membentuk kelompok kerja pada Mei lalu untuk memeriksa persoalan ini, dan tim tersebut mempresentasikan laporan temuannya pada Selasa (1/7/2020).

Keberadaan KSK "tidak dapat dilanjutkan dengan bentuk saat ini" dan harus "diintegrasikan lebih baik ke Bundeswehr [angkatan bersenjata Jerman]", kata laporan itu, seperti dikutip kantor berita AFP.

Salah satu dari empat kompi dalam pasukan elite tersebut, yang wujud ekstremismenya disebut paling marak, akan dibubarkan dan tidak akan diganti, ujar menteri.

"Siapa pun yang berubah menjadi ekstremis sayap kanan tidak memiliki tempat di Bundeswehr dan harus meninggalkannya," katanya kepada radio Jerman.

Baca juga: Kuburan Massal 1.800 Tentara Jerman Ditemukan di Kota Volgograd

Berbagai operasi KSK akan dipindahkan ke unit lain, dan mereka tidak akan ambil bagian dalam latihan dan misi internasional sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Lebih lanjut Kramp-Karrenbauer mengatakan, temuan terbaru - termasuk hilangnya 48.000 amunisi dan 62 kilogram bahan peledak - "mengganggu" dan "mengkhawatirkan".

Investigasi internal akan dilakukan untuk menentukan apakah barang-barang itu dicuri atau hilang lantaran sistem pembukuan yang ceroboh, katanya.

Pasukan Komando Khusus (KSK) Jerman didirikan pada 1996, dan memiliki sekitar 1.000 tentara terlatih untuk menangani situasi krisis, misalnya membebaskan sandera di luar negeri, yang saat itu tidak mungkin dilakukan tanpa bantuan pasukan dari negara lain.

Persoalan di tubuh militer yang ditandai maraknya dukungan kepada kelompok sayap kanan, muncul pada 2017.

Inspeksi diperintahkan di semua barak militer ketika ditemukan memorabilia era Nazi di dua barak.

Banyak di antara para serdadu dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok sayap kanan dan dianggap bersimpati dengan partai oposisi utama Jerman, AfD.

Baca juga: Tentara Jerman Didakwa Rancang Aksi Teror Palsu untuk Fitnah Imigran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com