"Keputusan aneksasi tidak dapat dibiarkan tanpa konsekuensi dan kami sedang memeriksa berbagai opsi di tingkat nasional dan juga berkoordinasi dengan mitra utama Eropa kami."
Inggris ikut juga dalam perdebatan ini dengan Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan aneksasi akan melanggar hukum internasional dan membahayakan upaya Israel untuk meningkatkan hubungan dengan dunia Arab.
"Aneksasi akan mengakibatkan terjadinya pelanggaran hukum internasional," papar Johnson dalam sebuah opininya di Yedioth Ahronoth, harian terlaris Israel.
"Aneksasi akan membahayakan kemajuan yang telah dibuat Israel dalam meningkatkan hubungannya dengan dunia Arab dan Muslim," tulis Johnson, seraya menyerukan keadilan dan keamanan bagi warga Israel dan Palestina.
Baca juga: Ancam Israel agar Tak Caplok Tepi Barat, Hamas Uji Coba Roket
Ribuan orang di Gaza memprotes rencana aneksasi tersebut pada hari Rabu (1/7/2020), dengan beberapa orang mengibarkan bendera Palestina dan plakat yang mengutuk Trump.
"Perlawanan harus dihidupkan kembali," kata pengunjuk rasa di Gaza, Rafeeq Inaiah kepada kantor berita AFP. "Israel takut akan kekuatan."
Demonstrasi kecil juga terjadi di kota Ramallah dan Jericho di Tepi Barat, yang dihadiri oleh beberapa politisi Israel sayap kiri.
Sementara itu, Hamas, kelompok Islam yang mengendalikan Gaza, menembakkan 20 roket di Laut Mediterania sebagai upaya unjuk kekuatan.
Baca juga: Mengapa Banyak Warga Yahudi Ingin Menetap di Tepi Barat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.