Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksploitasi terhadap Mahasiswa Asing di Australia, dari Pelecehan Seksual sampai Tidak Dibayar Sesuai

Kompas.com - 02/07/2020, 18:10 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Ia butuh waktu dua bulan sebelum akhirnya mendapatkan selisih kekurangan gajinya.

Akan tetapi, mahasiswa lainnya, Jin, yang membawa kasusnya untuk diadili oleh komisi Fair Work Commission, masih berusaha mendapatkan tiga tahun kekurangan gajinya.

"Jumlahnya sekitar 10.000 dollar Australia," kata Jin kepada ABC.

Ia bekerja untuk perusahaan promosi di toko bebas pajak di bandara Sydney.

Kepada Fair Work, Jin mengaku melakukan pekerjaan yang sama dengan pekerja ritel yang dipekerjakan langsung oleh pengecer, tetapi bayarannya beda.

Namun, majikan Jin berdalih bahwa karyawan mereka tidak diatur oleh sistem gaji menurut tarif penalti.

Fair Work juga sudah menyampaikan ke Jin bahwa mereka tidak dapat menyelidiki laporan Jin dan 16 karyawan lainnya.

Fair Work mengatakan perlu waktu berbulan-bulan untuk menentukan cakupan sistem penggajian tarif penalti, termasuk harus melakukan kunjungan lapangan dan wawancara.

"Dalam situasi Covid saat ini, kami tidak dapat melakukan kunjungan lapangan atau wawancara. Juga perusahaan itu sudah ditutup dan mungkin tidak dibuka kembali di masa depan," demikian penggalan isi surat dari Fair Work.

Adapun mantan majikan Jin mengaku telah membayar stafnya itu sesuai dengan ketentuan hukum.

Baca juga: Viral Foto Pasangan Telanjang pada Hari Berkebun Tanpa Busana di Australia

Dana pensiun tak dibayarkan

Eksploitasi lain yang dilakukan terhadap mahasiswa asing di Australia adalah dana pensiun yang tidak dibayarkan oleh para majikan.

Hal ini terungkap dalam laporan SBS News, mengenai seorang mahasiswa asal Kolombia bernama Andres Puerto yang kuliah S2 di bidang sistem informasi bisnis.

Ia bekerja di sebuah kafe dan toko buku dan sebagaimana pemegang visa sementara lainnya, dia berhak menarik dana pensiunnya lebih awal.

Kepada SBS, Andres mengaku telah kehilangan pekerjaan dan berencana menarik dana pensiunnya.

Ia baru sadar tidak memiliki dana pensiun sama sekali setelah mendapat pemberitahuan dari kantor pajak Australia (ATO).

Ternyata majikan Andres tidak pernah menyetorkan dana pensiun yang berjumlah 3.500 dollar Australia (sekitar Rp 34 juta) selama dua tahun bekerja.

Andres mengaku telah menghubungi majikannya secara langsung yang menjanjikan dirinya pembayaran. Entah kapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com