Mereka kemudian diam-diam membuntutinya dan diam-diam mengumpulkan DNA dari pintu mobilnya dan tisu yang dibuangnya. DNA tersebut akhirnya cocok dan dugunakan sebagai salah satu bukti untuk membuat surat perintah penangkapannya.
Penangkapan tersebut mengakhiri penyelidikan selama lebih dari 40 tahun setelah kasus tersebut mendapat perhatian baru melalui buku bestseller berjudul I'll Be Gone in the Dark.
Para korban menggambarkan seorang penyerang bertopeng yang memasuki rumah melalui jendela yang terbuka dan mengikat pemilik rumah dengan acaman todongan senjata.
Dia akan mengikat suami atau pacar korban dan mengancam akan membunuh mereka jika mereka membuat kebisingan ketika dia melancarkan aksi pemerkosaannya.
Ketika diyakini melakukan pembunuhan pertamanya, DeAngelo menjadi seorang petugas kepolisian pada 1973 di San Joaquin Valley, Exeter, California, AS.
Dia merupakan salah satu tim kepolisian yang bertugas menemukan pencuri berantai atas 100 pencurian yang dijuluki "Visalia Ransacker".
Baca juga: Putin Diduga Jadi Dalang Pembunuhan Pemimpin Chechnya di Jerman
Pencuri tersebut, yang ternyata adalah Deangelo sendiri, juga membunuh seorang profesor Claude Snelling yang berupaya mencegah penculikan putrinya yang berusia 16 tahun.
DeAngelo lalu menjadi petugas kepolisian di wilayah Sacramento sampai akhirnya dia ketahuan mencuri anjing dan palu.
Para korban DeAngelo diyakini bakal dipertemukan dengan si Pembunuh Golden State diharapkan dapat menghadapi dia pada sidang pengadilan yang sedianya digelar pada Agustus.
Menjelang sidang, seorang putri korban Lyman Smith, seorang pengacara yang terbunuh pada 1980, mengatakan hidupnya "seperti jarum dan benang", karena harus bertemu dia lagi.
Korban selamat, Gay dan Bob Hardwick, mengatakan bahwa mereka puas karena DeAngelo akan mengakui serangan terhadap mereka pada 1978 dan mereka pesimistis bahwa hukuman mati akan dijatuhkan.
Baca juga: Video Baru yang Tersebar Ungkap Fakta Lain Pembunuhan George Floyd
"Dia pantas [dijatuhi hukuman] mati, dalam pandangan saya, hukuman dia ditukar dari hukuman mati menjadi hukuman sampai mati di penjara," ujar Gay Hardwick.
"Akan lebih baik menyerahkan sisanya. Saya rasa deia tidak akan sampai menjalani hukuman yang sampai saat ini kami terima bahwa kami telah dihukum selama 42 tahun," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.