Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 40 Tahun Lamanya, Pembunuh Golden State Mengakui Perbuatannya

Kompas.com - 30/06/2020, 14:43 WIB
Danur Lambang Pristiandaru,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Sky News

Mereka kemudian diam-diam membuntutinya dan diam-diam mengumpulkan DNA dari pintu mobilnya dan tisu yang dibuangnya. DNA tersebut akhirnya cocok dan dugunakan sebagai salah satu bukti untuk membuat surat perintah penangkapannya.

Penangkapan tersebut mengakhiri penyelidikan selama lebih dari 40 tahun setelah kasus tersebut mendapat perhatian baru melalui buku bestseller berjudul I'll Be Gone in the Dark.

Para korban menggambarkan seorang penyerang bertopeng yang memasuki rumah melalui jendela yang terbuka dan mengikat pemilik rumah dengan acaman todongan senjata.

Dia akan mengikat suami atau pacar korban dan mengancam akan membunuh mereka jika mereka membuat kebisingan ketika dia melancarkan aksi pemerkosaannya.  

Ketika diyakini melakukan pembunuhan pertamanya, DeAngelo menjadi seorang petugas kepolisian pada 1973 di San Joaquin Valley, Exeter, California, AS.

Dia merupakan salah satu tim kepolisian yang bertugas menemukan pencuri berantai atas 100 pencurian yang dijuluki "Visalia Ransacker".

Baca juga: Putin Diduga Jadi Dalang Pembunuhan Pemimpin Chechnya di Jerman

Pencuri tersebut, yang ternyata adalah Deangelo sendiri, juga membunuh seorang profesor Claude Snelling yang berupaya mencegah penculikan putrinya yang berusia 16 tahun.

DeAngelo lalu menjadi petugas kepolisian di wilayah Sacramento sampai akhirnya dia ketahuan mencuri anjing dan palu.

Para korban DeAngelo diyakini bakal dipertemukan dengan si Pembunuh Golden State diharapkan dapat menghadapi dia pada sidang pengadilan yang sedianya digelar pada Agustus.

Menjelang sidang, seorang putri korban Lyman Smith, seorang pengacara yang terbunuh pada 1980, mengatakan hidupnya "seperti jarum dan benang", karena harus bertemu dia lagi.

Korban selamat, Gay dan Bob Hardwick, mengatakan bahwa mereka puas karena DeAngelo akan mengakui serangan terhadap mereka pada 1978 dan mereka pesimistis bahwa hukuman mati akan dijatuhkan.

Baca juga: Video Baru yang Tersebar Ungkap Fakta Lain Pembunuhan George Floyd

"Dia pantas [dijatuhi hukuman] mati, dalam pandangan saya, hukuman dia ditukar dari hukuman mati menjadi hukuman sampai mati di penjara," ujar Gay Hardwick.

"Akan lebih baik menyerahkan sisanya. Saya rasa deia tidak akan sampai menjalani hukuman yang sampai saat ini kami terima bahwa kami telah dihukum selama 42 tahun," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com