Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Aibnya Diungkap, Trump Berusaha Blokir Buku yang Ditulis Keponakannya

Kompas.com - 24/06/2020, 14:48 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Adik laki-laki Presiden Donald Trump, meminta seorang hakim di New York untuk memblokir penerbitan buku yang dilakukan keponakan presiden, Mary L Trump.

Dokumen yang diajukan, berdasarkan salinan yang diperoleh CNN, tertulis Robert S Trump sebagai penggugat dengan Mary Trump dan calon penerbit bukunya, Simon & Schuster sebagai terdakwa.

Robert Trump yang diwakili oleh pengacara presiden, Charles Harder berpendapat dalam dokumen yang dia ajukan ke pengadilan bahwa Mary Trump telah melanggar perjanjian rahasia dengan rencana penerbitan bukunya.

Baca juga: Trump Dikabarkan Minta Bantuan Xi Jinping agar Menang Pilpres

Dokumen itu mengatakan, setelah kematian Fred Trump ayah dari Presiden AS Donald Trump, segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelesaian perkara terjadi atas kehendak Fred Trump. 

Dokumen itu juga mengatakan bahwa ketentuan rahasia telah disepakati oleh semua pihak termasuk keponakan Trump, Mary L Trump. 

Ada pun pengacara dari pihak Mary, Ted Boutrous mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah hukum tersebut bertujuan untuk 'menekan buku yang akan diterbitkan dan membahas hal-hal yang sangat penting bagi publik'.

Baca juga: John Bolton: Sambil Makan Steak Salmon, Xi Jinping Puji Donald Trump

"Mereka mengejar prior restraint yang melanggar hukum ini karena mereka tidak ingin rakyat Amerika mengetahui kebenaran," ujar Boutrous.

Prior restraint merupakan penindasan yudisial terhadap materi yang akan dipublikasikan atau pun disiarkan dengan alasan materi itu berisi fitnah atau berbahaya.

Dalam hal ini, penerbitan buku dari Mary L Trump yang konon berisi catatan-catatan penting untuk rakyat Amerika.

Dalam hukum AS, Amandemen Pertama sangat membatasi pemerintah untuk melakukan hal tersebut.

Simon & Schuster menggambarkan buku Mary Trump yang dijual online sebagai "pengungkapan jati diri otoritatif Donald J. Trump dan keluarga 'tidak sehat' yang membuat karakter pria itu."

Baca juga: Amankan Kesepakatan Dagang dengan China, Trump Tunda Sanksi ke Xinjiang

Buku itu menurut penerbit Simon & Schuster akan bersinar, "Sebuah cahaya terang dalam gelapnya sejarah keluarga Trump yang akan menjelaskan bagaimana Trump menjadi pria yang kini menjadi ancaman bagi kesehatan dunia, keamanan ekonomi dan kualitas sosial."

Sementara itu menurut juru bicara Simon & Schuster, Adam Rothberg, dalam pernyataannya mengatakan,

"Seperti yang diketahui oleh penggugat dan pengacaranya, pengadilan tidak akan menyetujui prior restraint, dan upaya mereka memblokir penerbitan buku ini akan bernasib sama dengan upaya gagal itu."

Baca juga: Trump Tunda Beri Sanksi ke China atas Tudingan Penyiksaan Uighur

Buku yang akan diterbitkan keponakan Trump, Mary L Trump itu berjudul 'Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man'.

Mary Trump menulis kisah pribadi yang memikat dan memiliki arti penting di seluruh dunia, "dan kami berharap dapat membantu menceritakan kisahnya," ujar Rothberg.

Selain berusaha menjegal buku yang akan diterbitkan Mary Trump, Presiden AS Donald Trump sebelumnya juga mengambil upaya hukum untuk memblokir buku John Bolton, eks-penasihat keamanan nasional.

Namun, seorang hakim federal menolak upaya itu dan menulis dalam keputusannya bahwa buku John Bolton telah didistribusikan secara luas dan bahwa pengadilan 'tidak akan menyita atau menghancurkan memoar politik secara nasional.'

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com