Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurva Sempat Melandai, Korsel Kini Masuki Gelombang 2 Virus Corona

Kompas.com - 22/06/2020, 19:42 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

SEOUL, KOMPAS.com - Para pejabat Kementerian Kesehatan di Korea Selatan meyakini, Negeri "Ginseng" sedang memasuki gelombang kedua virus corona, usai kurva sempat melandai.

Negara yang dipimpin Presiden Moon Jae-in itu termasuk salah satu yang terbaik dalam menangani wabah Covid-19, tetapi kini diperkirakan wabah akan berlanjut sampai beberapa bulan ke depan.

Dikutip dari BBC Senin (22/6/2020), Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) Jung Eun-kyeong mengatakan, gelombang pertama virus corona berlangsung hingga April.

Baca juga: Korsel Kecam Narasi Trump dan Kim Jong Un dari Eks Penasihat AS

Lalu memasuki Mei, klaster-klaster baru virus corona mulai bermunculan, salah satunya di kelab malam Seoul, ibu kota Korsel.

Di periode antara gelombang pertama dan kedua, kasus harian yang dikonfirmasi sudah menurun.

Jika biasanya Korsel mencatatkan hampir 1.000 kasus per hari, dalam 3 hari beruntun mereka sempat mencatatkan nol kasus baru.

Baca juga: Kasus Infeksi Baru Virus Corona di Seoul Berasal dari Kelab Malam

Kemudian pada Senin (22/6/2020) para pihak berwenang Korsel mengatakan, dalam 24 jam terakhir terdapat 17 kasus baru Covid-19 dari berbagai klaster di kantor dan gudang besar.

Dr Jeong mengatakan, meningkatnya kasus virus corona di Korsel belakangan ini berarti negara itu telah masuk ke cengkeraman gelombang kedua wabah virus corona, dan ia memperkirakan masih terus berlanjut.

Namun KCDC mengungkapkan, sampai sekarang gelombang pertama Covid-19 di Korsel belum benar-benar berakhir.

Dr Jeong meyakini liburan akhir pekan di awal Mei menandai gelombang baru, yang terpusat di Seoul.

Sebelumnya, ibu kota Korea Selatan itu hanya mencatatkan beberapa kasus per hari.

Baca juga: 2.100 Bar di Korsel Tutup, Usai 1 Orang Positif Covid-19 Nongkrong

Sebelumnya pada Senin (22/6/2020) juga, Kota Daejeon di selatan Seoul mengumumkan akan melarang pertemuan di ruang publik seperti museum dan perpustakaan, setelah ditemukan sejumlah kecil klaster corona.

Wali Kota Seoul juga memperingatkan, penduduk ibu kota mungkin harus kembali menerapkan social distancing yang ketat, jika dalam tiga hari ke depan rata-rata tambahan kasus harian berada di atas 30.

Tingkat hunian rumah sakit juga menjadi patokan lainnya. Jika okupansi masih di atas 70 persen, artinya aturan ketat social distancing bakal diberlakukan lagi.

Baca juga: Muncul Klaster Baru Covid-19, 251 Sekolah Korsel Tutup Lagi

Korea Selatan sukses menangani virus corona tanpa lockdown, dan sebagai gantinya mereka menerapkan social distancing secara sukarela lalu memperbanyak pengujian dan pelacakan.

Data dari Worldometers hingga Senin (22/6/2020) malam WIB membeberkan, total Korsel mencatatkan 12.438 kasus Covid-19 dengan 280 korban meninggal dan 10.881 pasien sembuh.

Saat ini masih ada 1.277 kasus aktif, yang 15 pasien di antaranya berada dalam kondisi kritis.

Baca juga: Korea Selatan: Tak Ada Pergerakan Mencurigakan dari Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com