Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Pertimbangkan Temui Presiden Venezuela Nicolas Maduro

Kompas.com - 22/06/2020, 19:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, dia mempertimbangkan untuk menemui Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Dalam wawancara yang dirilis Minggu (21/6/2020), presiden dari Partai Republik itu mengindikasikan tidak yakin dengan oposisi, Juan Guaido.

Venezuela berada dalam krisis politik setelah Guaido meendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara pada Januari 2019, langkah yang didukung setidaknya 50 negara.

Baca juga: Maduro Klaim Guaido Rencanakan Invasi Venezuela di Gedung Putih, Begini Teorinya

Deklarasi itu dilakukan buntut kemenangan Nicolas Maduro dalam pemilu, yang dituding adalah penipuan dan dikecam dunia internasional.

Washington pun menjatuhkan sanksi kepada pemerintahan Maduro, yang mendapatkan dukungan kuat dari negara seperti Rusia dan China.

Dalam wawancara dengan Axios, meski saat ini tengah berseteru dengan Caracas, Trump membuka peluang jika dirinya bertemu Maduro.

"Saya mungkin akan memikirkan itu. Saya tidak pernah menentang adanya pertemuan. Sangat jarang. Saya yakin dia juga ingin bertemu," kata dia dikutip AFP Senin (22/6/2020).

Dia mengklaim selalu mengatakan, dengan menggelar perundingan, pihaknya akan menderita sedikit. "Namun pada momen ini, saya masih menolaknya," ujar dia.

Hubungan dua negara makin merenggang setelah pada Mei, Caracas menyatakan menahan 52 tentara bayaran, dengan dua di antaranya pensiunan militer AS.

Para tentara bayaran tersebut dituding berusaha melakukan "invasi" ke Venezuela dengan bantuan AS, yang dibantah oleh Washington.

Baca juga: Invasi Venezuela Gagal Gulingkan Maduro, 2 Penasihat Guaido Mundur

Meski pemerintahannya konsisten mendukung oposisi, Trump mengungkapkan bahwa saat ini, kepercayaan terhadap Juan Guaido mulai memudar.

Sang presiden menuturkan, dia sebenarnya menentang krisis kemanusiaan yang terjadi di negara Amerika Latin itu karena pwerebutan kekuasaan.

"Tapi saya masih bisa memahaminya. Saya mengira hal ini tidak akan banyak berpengaruh," jelasnya merujuk dukungan kepada Guaido.

Wawancara itu muncul di tengah kesibukan Gedung Putih membendung buku yang ditulis oleh mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton.

Berdasarkan kutipan yang diterbitkan Axios, Bolton menulis bahwa "Trump berpikir Guaido itu lemah", karena menentang Maduro "yang kuat".

Trump juga menyebut Guaido sebagai "Beto O'Rourke Venezuela", merujuk pada mantan kandidat presiden dari Demokrat yang sering dia ejek.

Selama wawancara, suami Melania itu menyebut Bolton sebagai "orang gila" dan orang bodoh di muka Bumi ini karena mendukung Perang Irak.

Baca juga: Venezuela Tahan 2 Warga AS atas Upaya Kudeta Presiden Nicolas Maduro

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com