Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Laporkan 57 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi sejak April

Kompas.com - 14/06/2020, 12:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - China melaporkan 57 kasus baru Covid-19, yang merupakan angka tertinggi sejak April. Memunculkan kekhawatiran akan gelombang serangan baru.

Penyebaran domestik di Negeri "Panda" awalnya sempat tertangani melalui lockdown ketat yang diterapkan pada Januari lalu.

Namun, kini penyebaran baru mulai mengintai, dengan kasusnya terhubung di pasar daging serta sayuran di kawasan selatan Beijing.

Baca juga: Karena Virus Corona di Talenan Salmon, 11 Perumahan di Beijing Kena Lockdown

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menyatakan, dari 57 kasus baru, 36 di antaranya merupakan infeksi domestik di ibu kota.

Dua infeksi domestik lain terdeteksi di Provinsi Liaoning, di mana mereka melakukan kontak dekat dengan kasus di Beijing.

Kewspadaan langsung diberlakukan setelah otoritas kesehatan ibu kota melaporkan kasus baru Jumat (12/6/2020), pertama dalam dua bulan terakhir.

Sebagai langkah pencegahan, pemeirntah kota memutuskan untuk menunda rencana mengembalikan siswa sekolah dasar ke kelas.

Beberapa laporan baru itu berhubungan dengan Pasar Xinfadi, dengan kasusnya makin mmebesar setelah dilakukan tes pada Sabtu (13/6/2020).

Dilansir AFP Minggu (14/6/2020), pasar tersebut langsung ditutup dengan ratusan polisi dan puluhan pasukan paramiliter, mengenakan masker dan sarung tangan, dikerahkan.

Dengan terdeteksinya klaster baru, lockdown kemudian diterapkan terhadap 11 perumahan yang berlokasi dekat pasar guna memutus infeksi.

Baca juga: Setelah Hampir 2 Bulan Tanpa Kasus, Beijing Laporkan Infeksi Covid-19

Takut kurangnya bahan makanan

Penyebaran Covid-19 itu membuat suplai makanan menjadi sorotan, apalagi setelah pasar lainnya yang berlokasi di Beijing juga ditutup.

Media pemerintah memberitakan, virus corona itu terdeteksi di papan talenan yang digunakan untuk memotong salmon impor. Dampaknya, semua stok salmon dimusnahkan.

Otoritas Beijing memerintahkan inspeksi keamanan makanan di semua wilayah, berfokus pada daging segar maupun beku, unggas, hingga layanan katering.

Salah satu pedagang bermarga Sun, yang menjual tomat dan cherry, memberi tahu bagaimana pelanggan yang datang berkurang dibanding hari sebelumnya.

Baca juga: Beijing Larang Warganya Berperilaku Tak Beradab di Tengah Covid-19

"Orang-orang ketakutan. Pedagang daging terpaksa harus menutup tokonya. Penyakit ini begitu menakutkan," jelas Sun saat ditemui di kiosnya oleh AFP.

Meski Pasar Xinfadi menopang sebagian besar jaringan makanan di Beijing, Sun mengaku dia tak terdampak karena mendapatkannya langsung dari petani.

Pedagangan lain, Liu, mengatakan bahwa bisnisnya berjalan seperti biasa. "Saya sejujurnya tak terlalu takut dengan penyebaran baru ini," jelasnya.

Sementara pelanggan bernama Song Weiming berujar, dia tak punya pilihan lain selain harus keluar membeli makanan, dan memastikan dia terus mengenakan masker.

Pemerintah kota menutup sembilan sekolah dan TK dekat Xinfadi, dengan kegiatan seperti olahraga hingga grup wisata lintas provinsi sementara dihentikan.

Baca juga: Kelompok Ekstrem Sayap Kanan di Australia Sebarkan Isu Anti-China di Tengah Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com