Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupanya, Tak Semua Warga Paris Menyambut Baik New Normal

Kompas.com - 08/06/2020, 12:14 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

PARIS, KOMPAS.com - Tidak semua warga Paris menyambut New Normal. Seorang warga yang telah lama tinggal di Paris, Delphine, sebagaimana dilansir BBC mengatakan bahwa dia senang ketika Paris sepi. 

"Saya lebih suka begitu (Paris kosong)," ujarnya, "Kita bisa mendengar kicauan burung. Saya mengalami semacam sindrom akhir lockdown dengan merasa agak 'diserang' ketika tahu bahwa akan banyak orang kembali memenuhi jalan."

Tidak semua warga Paris tidak bahagia dengan adanya lockdown.

Baca juga: Perancis Ajukan UU Bercinta bagi Para Pasangan Saat Longgarkan Lockdown

Alane Kadouri, seorang psikiater di Rumah Sakit Cochin di Paris mengatakan bahwa dirinya terkejut dengan banyaknya orang yang sebenarnya lebih menyukai pemberlakuan karantina.

"Mereka yang takut akan hubungan sosial merasa aman selama lockdown," ujar Kadouri.

Pria itu juga menambahkan, "Mereka yang mengalami rumitnya kehidupan cinta tidak perlu mempertanyakannya pada diri mereka sendiri, para remaja akan sangat senang berada di rumah bermain video games dan media sosial."

Baca juga: Restoran Steak Terkenal di Perancis Buka Kembali, Diserbu Ratusan Pelanggan

Namun, menurutnya, terdapat jarak yang lebar antara pengalaman warga biasa dengan para perawat di rumah sakit tempat dia bekerja.

"Satu dari 10 perawat merasa 'diserang' selama lockdown," ujarnya, "beberapa diminta tetangga mereka untuk meninggalkan apartemen karena para tetangganya merasa khawatir akan terkontaminasi (virus)."

Kini, era tatanan baru tengah dimulai. Kadouri menyaksikan beberapa dari para petugas medis tumbang. "Mereka takut akan gelombang kedua virus dan mereka kelelahan," ujar Kadouri.

"Saya pernah mendengar ini dari seorang perawat berusia 30 tahun yang bahkan merasa kesulitan saat harus menaiki anak tangga."

Baca juga: Museum Louvre di Perancis Dibuka Juli 2020, Ada Protokol Kesehatan

Siapa yang lebih penting di Paris saat ini?

Seorang perawat bernama Rolande Mariel juga bekerja di Rumah Sakit Cochin. Dengan berkurangnya beban pada sistem medis dan pasien non-Covid datang untuk rawat jalan, menurutnya dukungan publik terasa memudar.

"Ketika pasien-pasien kami mulai kembali, mereka mulai agresif seperti biasa," ujarnya.

"Saya katakan pada mereka, tak ada gunanya bertepuk tangan untuk kami tiap sore jika mereka tetap bersikap seperti itu kepada kami! Orang memang mudah lupa. Setelah Bataclan (serangan teroris), polisi menjadi pahlawan, kini setiap orang berpikir polisi akan membunuh kita semua."

Baca juga: Belajar dari Perancis, 70 Kasus Covid-19 Ditemukan Setelah Siswa Kembali Sekolah

Perkataan Mariel merujuk pada isu protes terhadap ketidakadilan rasial yang baru-baru ini terjadi di AS dan viral secara global.

Setelah Paris memulai kembali 'kehidupannya' setelah berbulan-bulan koma secara sosial dan ekonomi, gagasan tentang siapa yang lebih penting di Paris saat ini telah dirombak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com