Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Perang Mulut' Antar Pejabat Negara Bagian di Australia soal Pembukaan Perbatasan

Kompas.com - 22/05/2020, 17:20 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Terjadi perang mulut antar pejabat negara bagian di Australia tentang perbatasan yang belum dibuka.

Meski dikenal sebagai negara yang dianggap berhasil menangani penyebaran virus corona dan melonggarkan kegiatan di masing-masing negara bagian, perjalanan di Australia masih belum bisa dilakukan sepenuhnya.

Victoria dan New South Wales yang punya perbatasan langsung tidak menutup diri. Namun, Queensland yang berbatasan langsung dengan NSW masih menutup dan mungkin baru akan dibuka pada September.

Sementara di Negara bagian Australia Barat, Australia Selatan, Tasmania, Northern Territory juga sejauh ini masih menutup seluruh perbatasannya, baik darat mau pun udara untuk kedatangan warga Australia dari mana pun, tanpa alasan yang kuat.

Pada Rabu (20/5/2020), Menteri Utama (Premier) NSW Gladys Berejiklian mengatakan bahwa pembatasan perjalanan di negara bagian tersebut akan dilonggarkan mulai 1 Juni mendatang  dan mendesak warga dari negara bagian untuk berkunjung.

Baca juga: Covid-19, Suasana Lebaran WNI di Australia

Pernyataan itu kemudian ditafsirkan sebagai usaha menekan negara bagian lagi untuk membuka perbatasan mereka.

Premier Berejiklian mengatakan bahwa pemimpin negara bagian lain sengaja menutup negara bagian mereka untuk mempertahankan kepopuleran mereka.

Berejiklian juga mengatakan bahwa perjalanan antara negara bagian penting dalam menghidupkan kembali perekonomian Australia.

"Saya yakin beberapa premier menjadi lebih populer di negara bagian masing-masing karena menutup perbatasan mereka." kata Berejiklian kepada ABC.

Berejiklian mengatakan untuk Australia bisa bergerak maju secara ekonomi, pembatasan perbatasan harus dicabut.

Namun dia juga mengatakan "NSW akan tetap baik-baik saja" bila pembatasan tetap diberlakukan, karena 'kami memilik perekonomian yang beragam."

Baca juga: WNI di Australia Harus Bayar Rp 300.000 untuk Surat Jalan ke Indonesia

Dalam jajak pendapat yang dibuat Newspoll baru-baru ini, Menteri Utama Australia Barat Mark McGowan dipilih sebagai pemimpin paling populer di Australia, dengan dukungan warga di negara bagian tersebut mencapai 89 persen.

Dalam reaksinya atas pernyataan Berejiklian, McGowan kemarin menuduh tidak konsistennya pesan yang dibuat oleh pemerintah NSW berkenaan dengan virus corona.

"New South Wales memiliki masalah dalam penanganan kapal pesiar Ruby Princess. Dan sekarang mereka hendak memberi nasehat mengenai perbatasan," katanya.

"Menurut Anda, saya harus mendengar mereka? Saya tidak akan mendengarkan mereka," kata McGowan.

Kemarin juga, Wakil Kepala Bidang Medis Australia Paul Kelly mengatakan dia tidak melihat alasan perlunya menutup perbatasan masing-masing negara bagian lebih lama lagi.

Baca juga: Viral Foto Pasangan Telanjang pada Hari Berkebun Tanpa Busana di Australia

Reaksi dari negara bagian Queensland

Menteri Transportasi Queensland Mark Bailey atas desakan NSW, pada Kamis (21/5/2020) mengatakan bahwa pemerintahannya tidak 'mau diceramahi' oleh 'negara bagian paling buruk di Australia.'

"Ada jumlah kasus aktif 33 kali lebih banyak di NSW dibandingkan di Queensland," katanya.

"NSW harus terlebih dahulu memastikan penularan di kalangan warga menurun, dan kita secara keseluruhan akan lebih baik, termasuk di Queensland."

Dari sekitar 7 ribu kasus Covid-19 di Australia, hampir separuhnya terjadi di NSW, namun dalam sebulan terakhir kasus positif juga sangat jauh menurun.

Menurut Premier NSW Berejeklian, sebagai pintu masuk internasional, ibu kota NSW, Sydney memainkan peran penting dalam membantu warga Australia yang pulang dari luar negeri.

"Ironisnya adalah kita sudah melakukannya untuk negara-negara bagian lain selama berbulan-bulan, jadi kita sudah membantu mereka," katanya.

Baca juga: Australia Minta Asal Usul Virus Corona Diselidiki, China Bekukan Impor Daging

"Dan kami dengan bangga mengatakan kami adalah kota global bagi Australia, kami adalah pintu masuk Australia, dan kami sudah mengambil peran besar dalam masa pandemi," kata Berejiklian

Sementara itu, Bandara Canberra di negara bagian ACT sekarang sedang mendekati dua negara bagian yaitu Queensland dan Australia Selatan, guna mengizinkan penerbangan ke sana.

Perbatasan Queensland sekarang ditutup bagi warga negara lain yang tidak memiliki izin khusus, sementara mereka yang mengunjungi Australia Selatan harus menjalani karantina selama 14 hari.

Usulan dari Bandara Canberra adalah mengizinkan warga dari ACT untuk melakukan perjalanan ke kedua negara bagian tersebut tanpa harus menjalani karantina.

ACT merupakan negara bagian pertama yang tidak lagi memiliki kasus aktif dan selama 2 minggu terakhir tidak lagi memiliki kasus positif baru infeksi virus corona.

Baca juga: Guru Asal Indonesia di Australia Khawatir soal Pembukaan Sekolah Kembali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com