Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Flu Spanyol, Wabah 1918 yang Tewaskan 50 Juta Orang

Kompas.com - 30/04/2020, 16:22 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Jika Anda belum pernah mendengar pandemi flu Spanyol sebelumnya, krisis virus corona saat ini kemungkinan akan membuat Anda menyadari adanya virus mematikan yang melanda dunia di permulaan abad ke-20 tersebut.

Wabah flu Spanyol menewaskan 40 sampai 50 juta orang dalam dua tahun, antara tahun 1918 dan 1920.

Para peneliti dan sejarawan meyakini sepertiga penduduk dunia, yang saat itu berjumlah sekitar 1,8 miliar orang, terkena penyakit tersebut.

Dalam riset jurnalis BBC World Service Fernando Duarte ketika menyusun tulisan ini, flu Spanyol tercatat menewaskan lebih banyak orang daripada Perang Dunia I.

Kini, ketika dunia tengah bergulat dengan krisis Covid-19, coba kita lihat kembali pandemi flu Spanyol, pandemi paling akhir yang membuat dunia lumpuh- seperti apa kondisi dunia setelah pandemi itu berakhir?

Baca juga: Hidup 112 Tahun, Kakek Ini Alami Wabah Flu Spanyol, 2 Perang Dunia, dan Wabah Corona

1921, dunia yang sangat berbeda

Sudah pasti banyak hal yang berubah dalam 100 tahun.

Kedokteran dan ilmu pengetahuan saat itu lebih banyak memiliki keterbatasan dibandingkan saat ini dalam mengatasi penyakit.

Para dokter mengetahui mikroorganisme sebagai penyebab flu Spanyol dan penyakit dapat ditransmisikan antar manusia, tetapi mereka masih memandang penyebabnya adalah bakteri, bukan virus.

Pengobatan yang tersedia juga terbatas. Antibiotik pertama dunia misalnya, baru ditemukan pada tahun 1928.

Vaksin flu pertama baru beredar untuk umum di tahun 1940-an.

Sistem perawatan kesehatan universal belum ada. Bahkan di negara-negara kaya, sanitasi umum masih merupakan suatu kemewahan.

"Di negara-negara industri, sebagian besar dokter bekerja untuk diri mereka sendiri atau didanai oleh badan amal atau lembaga keagamaan, dan banyak orang tidak memiliki akses sama sekali," kata Laura Spinney, penulis sains dan penulis buku 'Pale Rider: The Spanish Flu of 1918 and How it Changed the World'.

Baca juga: Meski Menginfeksi 500 Juta Penduduk, Ini Alasan Pandemi Flu Spanyol Banyak Dilupakan

Lebih muda dan lebih miskin

Flu Spanyol menyerang dalam cara yang belum pernah disaksikan sebelumnya terkait dengan wabah flu, misalnya jika dibandingkan dengan pandemi 1889-1890 yang membuat lebih satu juta orang meninggal di dunia.

Korban terparah pada kelompok umur 20 sampai 40 tahun. Pria juga lebih banyak yang menjadi korban.

Penyakit ini juga lebih menyerang negara-negara miskin.

Kajian tahun 2020 yang dilakukan seorang peneliti Harvard University, Frank Barro memperkirakan sekitar 0,5% penduduk AS meninggal, sementara di India 5,2% penduduknya meninggal.

Wanita pekerja

Wabah flu Spanyol tidak mengubah masyarakat secara besar-besaran, tetapi pandemi ini tetap mengguncang keseimbangan gender di sejumlah negara.

Peneliti Texas A&M University, Christine Blackburn menemukan kekurangan tenaga kerja di AS membuka jalan bagi kaum perempuan.

Pada tahun 1920, Kongres meratifikasi Amendemen ke-19 yang memberikan hak pilih kepada perempuan AS.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com