Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palestina Kecam Drama TV yang Promosikan Normalisasi dengan Israel

Kompas.com - 30/04/2020, 16:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

RAMALLAH, KOMPAS.com - Faksi maupun tokoh publik di Palestina mengecam drama TV yang mendukung agar hubungan dengan Israel berjalan normal.

Drama berjudul Umm Haroun dan Exit 7 itu ditayangkan oleh Pusat Penyiaran Timur Tengah (MBC), jaringan Saudi TV yang berbasis di Saudi.

Kanal itu menayangkan banyak drama dan opera sabun setiap malam selama bulan Ramadhan, seperti dilaporkan Al Jazeera Rabu (29/3/2020).

Baca juga: Komisi I DPR: Aneksasi Israel Atas Sebagian Tepi Barat Palestina Injak-injak Nilai Kemanusiaan

Hazem Qassem, juru bicara Hamas yang menguasai Jalur Gaza menyatakan drama TV seharusnya "menyuarakan rakyat dan pemikirannya", bukan sebaliknya.

Qassem menerangkan, ada drama Arab yang diproduksi pada tahun ini tidak menghormati gagasan itu, dan menyuarakan ide aneh mengenai pemakluman atas okupansi Tel Aviv.

"Mereka berani mempertanyakan tentang Palestina. Israel adalah ancaman dan akan tetap menjadi musuh nomor satu negara Arab," jelas Qassem.

Musab al-Braim, juru bicara pergerakan Jihad Islam juga mengecam drama itu, karena dia anggap "pukulan telak" bagi Muslim dan Arab.

Braim menuding acara itu mempertontonkan seperti apa pemerintah atau negara asal produksi serial itu. "Nampaknya moral mereka mulai terkikis," keluhnya.

Baca juga: Tidak Dapat Perawatan Medis, Tahanan Palestina di Penjara Israel Ini Tewas

Memaklumkan relasi

Salama Marouf dari Kantor Pers Pemerintahan Jalur Gaza mengatakan, penggunaan televisi saat ini menunjukkan adanya upaya mengubah padangan Arab mengenai Palestina.

Dia menuturkan adanya tayangan guna mempromosikan normalisasi hubungan dengan Tel Aviv merupakan hal yang tidak masuk akal baginya.

"Apalagi (serial) ini keluar dari negara atay pihak yang seharusnya berada dalam garda terdepan membela hak Palestina," kecam Marouf.

Tidak seperti Jordania atau Mesir yang mempunyai pejanjian damai dengan Tel Aviv, banyak negara Arab lain yang tak mengakuinya.

Baca juga: Ancaman Wabah Covid-19, Presiden Palestina Minta Israel Lepaskan Tahanan Asal Palestina

Meski begitu, sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Bahrain mulai merapat dalam beberapa tahun terakhir setelah mereka menganggap Iran ancaman yang jauh lebih besar.

Ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah, anggota Liga Arab memberikan reaksi yang berbeda.

Tidak adanya penolakan yang tegas dan terpadu terhadap rencana itu, ujar analis, menjadi tanda bahwa relasi mereka mulai cair dengan Israel.

Proposal Trump menepikan Palestina, dan merupakan pelanggaran bagi Resolusi PBB 242, berisi seruan agar Israel meninggalkan daerah yang mereka duduki saat Perang 6 Hari 1967.

Baca juga: Virus Corona Mengintai di Kamp Pengungsian Palestina dan Suriah yang Kumuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com