Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Kecam India yang Sebut Alat Tes Covid-19 Buatannya Produk Cacat

Kompas.com - 28/04/2020, 16:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - China mengecam keputusan India yang batalkan pemakaian alat tes Covid-19 buatan China, karena dianggap produk cacat.

Pihak China mengatakan keputusan India itu tidak adil dan tidak bertanggung jawab, yang semakin memanaskan tensi antara kedua negara.

Dewan Penelitian Medis India (ICMR), dewan utama yang menangani wabah virus corona di India, pada Senin (27/4/2020) mengatakan, mereka berencana mengembalikan alat-alat tes Covid-19 tersebut.

Pesanan dari 2 perusahaan China itu hendak dikembalikan karena akurasi yang buruk.

Baca juga: Ada Masalah dengan Alat yang Diimpor dari China, India Tunda Tes Covid-19

Kedutaan besar China mengatakan sangat prihatin dengan keputusan India. Sementara itu otoritas China telah memvalidasi peralatan yang diproduksi oleh dua perusahaan, Guangzhou Wondfo Biotech dan Zhuhau Livzon Diagnostics.

"Tidak adil dan tidak bertanggung jawab bagi individu tertentu untuk menyebut produk China 'cacat' dan melihat masalah dengan prasangka pre-emptive," kata juru bicara kedutaan besar Ji Rong dalam sebuah pernyataan.

Dilansir dari Reuters Selasa (28/4/2020), China telah mengekspor alat tes virus corona ke beberapa negara di Eropa, Asia, dan Amerika Latin tanpa masalah, kata perempuan tersebut.

Baca juga: Trump: Kami Tak Bahagia dengan China

Ji melanjutkan, China berusaha membantu India menangani Covid-19 dengan tindakan nyata dan memastikan kualitas ekspor menjadi prioritas para produsen.

Wondfo Biotech mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya menjaga kualitas peralatannya dan telah divalidasi oleh badan riset medis India sendiri pada saat mengeluarkan lisensi impor.

India memesan lebih dari 500.000 alaa tes Covid-19 dari China untuk pengujuan antibodi terhadap virus corona bulan ini, sebagai cara untuk meningkatkan skrining. Sebab, India termasuk negara dengan rata-rata jumlah tes terendah per kapita di dunia.

Namun India telah membatalkan pesanan sekitar 500.000 alat tes Covid-19 dari China, setelah ditemukan ada "kecacatan".

Baca juga: India Batalkan Pesanan 500.000 Alat Tes Covid-19 dari China karena Cacat

Otoritas terkait di New Delhi juga dikabarkan telah menarik alat tes virus corona yang sudah digunakan di beberapa negara bagian.

Tes antibodi yang diambil dari sampel darah tidak selalu untuk infeksi tahap awal, tetapi juga menunjukkan apakah seseorang mengidap virus ini sebelumnya, bahkan jika orang itu tidak memiliki gejala.

Sebagai perbandingan, tes swab standar menentukan apakah seseorang mengidap virus corona pada saat itu.

Baca juga: China Ancam Boikot Australia jika Didesak soal Investigasi Asal Usul Covid-19

Beberapa negara bagian India mengatakan, alat tes dari China mengeluarkan hasil yang bertentangan.

Petugas di negara bagian Rajasthan mengungkapkan, alat itu awalnya digunakan untuk menguji pasien yang positif Covid-19, tetapi beberapa hasilnya negatif.

Ji mengatakan, tes perlu dilakukan oleh tenaga medis profesional untuk mendapat hasil yang akurat.

"Ada persyaratan ketat untuk penyimpanan, transportasi, dan penggunaan alat rapid test antibodi," katanya dikutip dari Reuters.

"Setiap operasi yang tidak dilakukan oleh para profesional sesuai dengan spesifikasi produk akan mengarah pada variasi akurasi pengujian," imbuh Ji.

Baca juga: China Sita 89 Juta Masker Bermutu Jelek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com