KOMPAS.com - Hari Perempuan Internasional yang selalu dirayakan setiap tanggal 8 Maret selalu membendung banyak cerita dari berbagai negara.
Seperti pada perayaan Hari Perempuan Internasional atau International Women Day tahun ini, beberapa aksi perempuan di belahan dunia mendorong solusi atas kekerasan berbasis gender masih keras digaungkan.
Misalnya saja, seperti yang dikutip dari Kompas.com. Jutaan perempuan di Meksiko dan Argentina lakukan demonstrasi di jalan dengan tema 'A day without Us (women)' dan mereka pun absen dari kantor dan sekolah pada Senin (09/3/2020).
Baca juga: Hari Perempuan Internasional: Aksi Jutaan Wanita Mogok Kerja
Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap kekerasan berbasis gender yang masih marak terjadi di kedua negara tersebut.
Bagaimana tidak, aksi tersebut dipicu oleh lonjakan kasus hilangnya perempuan dan pembunuhan terhadap perempuan.
Pembunuhan berbasis gender yang terjadi di Meksiko ini bahkan meningkat sampai 137 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Sementara itu, aksi serupa juga terjadi di Kirgistan pada Minggu (08/3/2020). Pengunjuk rasa perempuan memperingati Hari Perempuan Internasional sekaligus menentang kekerasan berbasis gender.
Sayangnya, demonstrasi itu diserang oleh beberapa oknum pria yang memakai masker wajah dan topi Kalpak.
Oknum itu merobek poster para demonstran, melempar balon dengan pistol mainan dan melemparkan telur ke arah kerumunan massa sebelum akhirnya beberapa dari oknum itu menghilang.
Pada akhirnya pihak kepolisian setempat menangkap belasan demonstran yang mayoritas perempuan itu.
Polisi juga menahan tiga orang tersangka pelaku serangan meski tidak berusaha menangkap pelaku serangan yang melarikan diri.
Baca juga: Demonstran Hari Perempuan Internasional di Bishkek Diserang Oknum dan Ditahan Polisi
Di Arab Saudi pada Maret 2020 lebih mendominasi kabar baik yang menunjukkan 'kemajuan' dan modernitas terlambat negara konservatif itu.
Sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memimpin sebagai putra mahkota, banyak agenda barunya yang dinilai progresif dan menabrak aturan-aturan konservatif kerajaan Arab Saudi.
Pada Februari 2020, perempuan Arab Saudi diperkenankan untuk ikut turnamen permainan kartu.
Jawaher al-Mansoour (24) perempuan pertama di Arab Saudi yang berhasil mengikuti kompetisi tersebut dan lolos babak pertama bersama sahabatnya, al-Mutairi.
Keduanya bahkan berjanji akan memberikan pelatihan gratis bagi siapa pun perempuan Arab Saudi yang ingin belajar permainan tersebut.
Mengingat, turnamen itu juga memiliki hadiah uang tunai yang besar, sekitar dua juta riyal Saudi atau setara dengan Rp 7,3 miliar.
Baca juga: Perempuan Arab Saudi Diizinkan Berpartisipasi dalam Turnamen Permainan Kartu
Kabar baik lainnya, sejak 1 Agustus 2019, kerajaan Arab Saudi sudah mulai mengizinkan kaum perempuan untuk bisa bepergian tanpa wali laki-laki.
Bahkan sejak 2017, perempuan Saudi juga telah diperbolehkan untuk mengendarai mobil pribadi mereka, dan memiliki peran di dunia pekerjaan.