Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Wabah Covid-19, AS Beri Sanksi Baru untuk Iran

Kompas.com - 27/03/2020, 11:25 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP,Arab News

WASHINGTON, D.C, KOMPAS.com - Pada Kamis (26/3/2020) AS memasukkan 20 perusahaan Iran dan perusahaan yang berbasis di Irak, otoritas dan individual Iran ke dalam daftar hitam.

Tak hanya itu, AS menuduh mereka mendukung kelompok teroris dan meningkatkan tekanan kepada Teheran meski negara itu sedang kesulitan di tengah wabah virus corona.

Departemen Keuangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa individu-individu dan entitas tersebut di antaranya pendukung Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan pasukan paramiliter serta spionase asing elitnya.

Baca juga: Hasil Konferensi Virtual G-20 Sepakat Solid Atasi Wabah Virus Corona

Selain itu juga pasukan Quds yang mengirim bantuan fatal ke milisi yang didukung Iran di Irak seperti Kataib Hezbollah dan Asaib Ahlul Haq.

Departemen Keuangan AS mengatakan individu-individu dan entitas tersebut terlibat dalam penyelundupan senjata ke Irak dan Yaman.

Mereka juga menjual minyak Iran yang masuk daftar hitam AS kepada Pemerintah Suriah, Bashar al-Assad, juga termasuk kegiatan lainnya yang tidak dijabarkan lebih detil.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Vaksin yang Dikembangkan Bisa Tahan Lama

Sanksi baru ini berupa pembekuan aset yang dimiliki AS dari orang-orang yang disebut tadi dan secara umum melarang orang AS berbisnis dengan mereka.

Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan, "Iran menggunakan jaringan perusahaan depan untuk mendanai kelompok-kelompok teroris di seluruh wilayah."

Menurut Mnuchin, Iran selama ini juga telah menyedot sumber daya dari rakyat Iran sendiri dan memprioritaskan proxy-proxy teroris di atas kebutuhan dasar rakyatnya.

Baca juga: Cara Kontroversial Swedia Lawan Virus Corona

Sementara itu, dikutip dari media Perancis AFP, menyikapi sanksi baru yang diberikan AS, pihak China dan Iran pada Kamis (26/3/2020) membentuk grup negara-negara untuk meminta PBB menekan AS untuk mengangkat sanksi karena kondisi Iran kini tengah berjuang melawan wabah Covid-19.

China dan Iran menulis pesan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres, "Kami mendesak Anda untuk meminta pencabutan lengkap dan segera atas tekanan ekonomi ilegal yang koersif dan sewenang-wenang untuk memastikan respons penuh, efektif dan efisien dari seluruh anggota komunitas internasional soal wabah virus corona."

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Nol Penularan Lokal di China Seminggu Terakhir

Pada Rabu lalu surat itu telah dilayangkan dan dipublikasikan di Twitter oleh Misi Iran kepada PBB.

Surat itu tidak menunjukkan secara spesifik menyebutkan Washington tetapi delapan penandatangan surat itu semuanya menghadapi sanksi dari AS.

Para penandatangan surat itu mengatakan mereka menolak politisasi saat wabah macam tindakan AS tersebut.

Selain Iran dan China, dua negara yang paling terkena dampak virus corona, negara yang menandatangani termasuk Rusia, Venezuela, Korea Utara, Nikaragua, Kuba, dan Suriah.

Baca juga: Khawatir Terinfeksi Corona, Julian Assange Gagal Dapat Jaminan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com