Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tengah Wabah Covid-19, AS Beri Sanksi Baru untuk Iran

WASHINGTON, D.C, KOMPAS.com - Pada Kamis (26/3/2020) AS memasukkan 20 perusahaan Iran dan perusahaan yang berbasis di Irak, otoritas dan individual Iran ke dalam daftar hitam.

Tak hanya itu, AS menuduh mereka mendukung kelompok teroris dan meningkatkan tekanan kepada Teheran meski negara itu sedang kesulitan di tengah wabah virus corona.

Departemen Keuangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa individu-individu dan entitas tersebut di antaranya pendukung Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan pasukan paramiliter serta spionase asing elitnya.

Selain itu juga pasukan Quds yang mengirim bantuan fatal ke milisi yang didukung Iran di Irak seperti Kataib Hezbollah dan Asaib Ahlul Haq.

Departemen Keuangan AS mengatakan individu-individu dan entitas tersebut terlibat dalam penyelundupan senjata ke Irak dan Yaman.

Mereka juga menjual minyak Iran yang masuk daftar hitam AS kepada Pemerintah Suriah, Bashar al-Assad, juga termasuk kegiatan lainnya yang tidak dijabarkan lebih detil.

Sanksi baru ini berupa pembekuan aset yang dimiliki AS dari orang-orang yang disebut tadi dan secara umum melarang orang AS berbisnis dengan mereka.

Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan, "Iran menggunakan jaringan perusahaan depan untuk mendanai kelompok-kelompok teroris di seluruh wilayah."

Menurut Mnuchin, Iran selama ini juga telah menyedot sumber daya dari rakyat Iran sendiri dan memprioritaskan proxy-proxy teroris di atas kebutuhan dasar rakyatnya.

Sementara itu, dikutip dari media Perancis AFP, menyikapi sanksi baru yang diberikan AS, pihak China dan Iran pada Kamis (26/3/2020) membentuk grup negara-negara untuk meminta PBB menekan AS untuk mengangkat sanksi karena kondisi Iran kini tengah berjuang melawan wabah Covid-19.

China dan Iran menulis pesan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres, "Kami mendesak Anda untuk meminta pencabutan lengkap dan segera atas tekanan ekonomi ilegal yang koersif dan sewenang-wenang untuk memastikan respons penuh, efektif dan efisien dari seluruh anggota komunitas internasional soal wabah virus corona."

Pada Rabu lalu surat itu telah dilayangkan dan dipublikasikan di Twitter oleh Misi Iran kepada PBB.

Surat itu tidak menunjukkan secara spesifik menyebutkan Washington tetapi delapan penandatangan surat itu semuanya menghadapi sanksi dari AS.

Para penandatangan surat itu mengatakan mereka menolak politisasi saat wabah macam tindakan AS tersebut.

Selain Iran dan China, dua negara yang paling terkena dampak virus corona, negara yang menandatangani termasuk Rusia, Venezuela, Korea Utara, Nikaragua, Kuba, dan Suriah.

https://www.kompas.com/global/read/2020/03/27/112516170/di-tengah-wabah-covid-19-as-beri-sanksi-baru-untuk-iran

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke